KTM Bangkrut Efek Dilanda Hutang Rp 48 Triliun, Perjalanan di MotoGP Terancam

Ferdian - Minggu, 1 Desember 2024 | 18:00 WIB

TIM KTM (Ferdian - )

GridOto.com - Pabrikan KTM terancam bangkrut dan mau tidak mau harus menghadapai restrukturisasi.

Ini harus dilakukan demi menyelamatkan nasibnya di MotoGP.

Dilansir dari Motosan, KTM AG mengalami kebangkrutan yang juga terdampak ke anak perusahaannya, KTM Components, dan KTM Research and Development.

Ketiga perusahaan ini terancam hutang sebesar 2,9 miliar euro atau sekitar Rp 48 Triliun.

Menghadapi permasalahan ini, KTM AG sudah melakukan pengurangan sebanyak 500 perkerjaan tambahan, dan menghentikan ratusan karyawan sebelum akhir tahun.

Ini juga termasuk rencana mengurangi produksi dan menerapkan pengurangan jam kerja pada sebagian pegawainya.

Krisis ini tentu akan sangat berpengaruh ke proyek mahal mereka yakni MotoGP yang mana menghabiskan biaya mencapai 70 juta euro atau sekitar Rp 1,1 triliun.

Tak hanya itu, KTM juga melakukan pembibitan pembalap di kategori seperti Moto3, Moto2, dan Red Bull Rookies Cup.

Baca Juga: Marc Marquez Kalah Telak, Ini Pembalap yang Paling Sering Jatuh di MotoGP 2024

“Untungnya motor untuk musim depan sudah siap dan menunggu di bengkel. Awal musim 2025 telah diselenggarakan.Itu sangat membantu kami dalam situasi saat ini ,” ujar Motorsport Director KTM Pit Beirer.

Pada tahun 2026, MotoGP akan menghentikan pengembangan mesin sebagai bagian dari transisi ke era teknis baru pada tahun 2027.

Perubahan ini akan mencakup larangan perangkat ketinggian pengendaraan, pengurangan aerodinamis secara drastis hingga pengenalan mesin 850 cc yang lebih kecil , dibandingkan mesin 1.000 cc yang ada saat ini.

“Rencana ini saat ini ditunda sampai kami mengklarifikasi bagaimana kami akan melanjutkannya ,” kata Beirer.

Sementara kontrak merek seperti KTM, Ducati, Aprilia, Yamaha, dan Honda dengan Dorna hanya berlaku hingga akhir tahun 2026, dan perpanjangannya masih dalam tahap negosiasi.

Meskipun KTM secara teoritis dapat mundur tanpa penalti pada akhir tahun itu, diperkirakan tidak ada merek yang akan meninggalkan balap bergengsi ini.