Gridoto.com - Penjualan mobil di Indonesia mengalami tantangan berat sepanjang 2024.
Penjualan hingga Oktober turun sekitar 16 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Meski demikian, masih ada harapan penjualan mobil Indonesia membaik tahun depan.
Hal ini disampaikan Henry Tanoto, Vide President Director PT Toyota Astra Motor (TAM).
"Kita berharap market tahun depan lebih baik dari tahun ini. Kalau lebih baik, berarti industri lebih baik, produksi lebih baik, supplier dan dealer activity lebih berkembang," ujarnya di Gaikindo Jakarta Auto Week 2024 di ICE BSD, Banten (22/11).
Dengan demikian, diharapkan market sebagai lokomotif industri bisa naik meskipun ada isu Opsen dan VAT (Pajak Pertambahan Nilai).
Lalu, indikator apakah yang menunjang harapan tersebut?
Henry menyebut Gross Domestic Product (GDP) yang tengah diupayakan meningkat.
"Kita beraharap tahun depan GDP membaik. Pemerintah mencanangkan GDP lebih baik. Industri otomotif erat kaitan sama GDP. Kalau GDP lebih baik, kita harapkan market otomotif lebih baik," ulasnya.
"Selain memang banyaknya varian baru dan model baru itu mempengaruhi, tapi sebenarnya utamanya adalah ekonomi," pungkas Henry.
Sementara itu, terlepas dari penjualan mobil, Toyota tengah melaksanakan Decarbonization Collaboration Project.
Yakni menggandeng Pertamina Patra Niaga dan TRAC untuk mempelajari pemakain New Renewable Energy.
Dalam hal ini, TAM menyediakan kendaraan untuk dipakaikan bahan bakar bioethanol.
Bahan bakar disediakan Pertamina Patra Niaga yang operasionalnya dilaksanakan oleh PT Serasi Autoraya (TRAC).
Nantinya dipelajari seberapa efektif energi alternatif bisa mengurangi emisi kendaraan.
"Kita ajak Pertamina dan SERA. Kebetulan Pertamina arahnya sama, SERA juga sama untuk mengurangi emisi," ujar Henry.
Adapun mobil yang digunakan sebanyak 50 unit terdiri dari Zenix Hybrid, Yaris Cross Hybrid dan Avanza.