GridOto.com - Ketahuan nakal, empat SPBU di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) harus ditutup.
Hal ini dilakukan setelah ditemukan praktik kecurangan yang bikin rugi konsumen.
Menariknya seluruh SPBU yang ditutup di Yogyakarta sama-sama memiliki kode 44.
Hal ini mengindikasikan kepemilikan oleh pihak swasta.
Mengejutkannya semuanya dimiliki satu orang yang sama.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho menjelaskan bahwa pembinaan ini merupakan bagian dari pelayanan Satuan Tugas Natal dan Tahun Baru.
"Dalam sidak yang dilakukan, baik bersama Metrologi maupun oleh Pertamina Patra Niaga sendiri, ada empat SPBU di Yogyakarta yang dilakukan pembinaan,” ungkapnya dikutip Kompas.com (20/11/2024).
Baca Juga: Toilet SPBU Pertamina Wajib Gratis, Ada Petugas Kutip Bayaran Lapor ke Nomor Ini
Keempat SPBU yang ditutup adalah SPBU 44.555.08 di Jalan Kaliurang Km 9, SPBU 44.552.10 di Janti, SPBU 44.552.15 di Tugu Pal Putih, dan SPBU 44.552.09 di Kentungan.
Seperti diketahui kode angka 4 di awal menunjukkan nomor region, sedangkan angka setelahnya menunjukkan kepemilikan dan pengelolaannya.
“Kalau di Jateng dan DIY dimiliki dan dikelola Pertamina Retail, kodenya 41. Kalau di Jateng & DIY dimiliki dan dikelola pengusaha swasta, kodenya 44,” jelas Brasto.
Sebelumnya, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DIY, Aryanto Sukoco, mengungkapkan bahwa penutupan dilakukan karena keempat SPBU tersebut melakukan kecurangan atau main-main dengan menambah alat tertentu untuk mencurangi takaran.
"Menyalahgunakan dengan melakukan penambahan alat sehingga mengurangi takaran literan,” ujarnya saat dihubungi (20/11/2024).
Aryanto menambahkan bahwa keempat lokasi yang ditutup tersebar di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.
“Yang sekarang ditutup adalah di Jalan Kaliurang (Kabupaten Sleman), Kentungan (Kabupaten Sleman), utara Tugu (Kota Yogyakarta), dan depan Amplaz (Kabupaten Sleman). Total ada empat, dan itu milik satu orang,” bebernya.
Mengetahui adanya praktik kecurangan ini, Hiswana Migas telah melakukan beberapa langkah untuk antisipasi ke depannya.
“Kami sudah koordinasi dengan Pertamina dan Petrologi. Semua SPBU sudah kami cek, alhamdulillah yang lain tidak ada yang memakai alat itu,” kata Aryanto.
“Kami sudah koordinasi dengan Pertamina dan Petrologi. Semua SPBU sudah kami cek, alhamdulillah yang lain tidak ada yang memakai alat itu,” imbuhnya.