Unik, Ini Alasan Pemotor Disarankan Pakai Pakaian Hitam di Gunungkidul

Ferdian - Selasa, 19 November 2024 | 17:30 WIB

Rekaman video kondisi jalan di Gunungkidul, Yogyakarta yang tengah diserang ulat pohon jati, hingga beberapa pengendara motor memakai jas hujan meski panas terik (Ferdian - )

GridOto.com - Sedang viral serbuan serangga kecil berbulu di daerah Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Dari video yang beredar nampak pemotor bahkan mobil ketempelan hewan yang bikin geli tersebut.

Nah, perlu diketahui itu adalah ulat jati yang memang ada di wilayah tersebut.

Saking banyaknya pemotor diimbau untuk menggunakan jas hujan.

Selain itu disarankan menggunakan pakaian berwarna hitam karena lendir ulat tersebut susah dibersihkan.

Ahli entomologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Hari Purwanto pun membenarkan hal tersebut.

Seperti namanya, ulat-ulat ini hidup di daun-daun pohon jati sebagai sumber makanannya.

Kondisi tersebut didukung pula dengan banyaknya pohon jati di Gunungkidul

“Iya. Begitu daun jati sudah rimbun, muncul ulat ini,” kata Hari dikutip Kompas.com (18/11/2024).

X (Twitter)
Bodi depan Toyota Vios ditempeli banyak ulat pohon jati di saat melintas di wilayah Gunungkidul, Yogyakarta

Baca Juga: Atap, Kaca dan Spion Bus Pariwisata Cacat Saat Liburan, Digebrak Makhluk Tinggi Lebat di Gunungkidul

Pohon jati diketahui mempunyai kemampuan meranggas atau menggugurkan daun-daunnya pada musim kemarau untuk mengurangi penguapan air.

Kemudian, dedaunan pohon jati akan bermunculan kembali ketika memasuki musim hujan seperti saat ini.

Lebih lanjut, Hari menyampaikan bahwa ulat jati yang sedang banyak di Gunungkidul itu tidak berbahaya bagi manusia.

“Ulat jati tidak berbahaya, tidak bikin gatal,” tuturnya.

Bahkan, menurutnya, banyak masyarakat Gunungkidul yang mencari kepompong atau pupa ulat jati untuk dijadikan olahan makanan.

Dikutip dari Kompas.com, Senin (18/11/2024), kepompong ulat jati ini disebut sebagai ungkrung oleh masyarakat Gunungkidul.

Ungkrung ulat jati umumnya berbentuk lonjong dengan warna beragam seperti merah atau oranye dan memiliki ukuran sekelingking bayi.

Cara pengolahan ungkrung ulat jati ini pun terbilang sederhana, yakni digoreng dengan ditambahkan bawang putih, garam, dan sedikit penyedap rasa.

Masyarakat setempat biasanya memulai pencarian ungkrung ulat jati yang kaya akan protein ini sejak pagi, terutama setelah subuh.