Dampaknya Fatal, Ini Tips Cegah Microsleep Saat Mengemudi di Jalan

Ferdian - Sabtu, 2 November 2024 | 09:00 WIB

Ilustrasi mengemudi (Ferdian - )

GridOto.com - Tiga dari lima orang kru TV One yang berada di dalam Toyota Avanza meninggal dunia usai tertabrak truk boks Rosalia Indah.

Peristiwa ini diketahui terjadi di Tol Pemalang-Batang, Jawa Tengah (31/10/2024).

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto mengungkapkan, sopir truk ekspedisi Rosalia Indah yang menabrak mobil kru stasiun televisi TV One mengalami microsleep.

Akibatnya truk yang sedang dibawa melaju ini oleng dan menabrak Avanza yang sedang berhenti di bahu jalan tol.

Diketahui, microsleep adalah kondisi di mana seseorang kehilangan kesadaran atau perhatian akibat rasa kantuk, sehingga seseorang tersebut tertidur secara tiba-tiba dalam waktu beberapa detik saja.

Hal ini tentu menjadi sangat bahaya saat sedang mengemudikan kendaraan.

Nah berikut ini cara mudah mencegah microsleep saat perjalanan.

Untuk mencegah terjadinya microsleep bagi pengemudi, Jusri Pulubuhu selaku Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDCC) pernah memberikan tipsnya.

"Istirahat berhenti 2-3 jam sekali untuk mengembalikan tenaga tubuh. Apalagi ketika melewati jalan tol, risiko cepat lelah bertambah karena fokus menjaga handling mobil kecepatan tinggi," kata Jusri.

Baca Juga: Toyota Avanza Jurnalis TV One Hancur di Tol Pemalang-Batang, 3 Kru Gugur Dalam Tugas

Pada jeda waktu istirahat kedua dan seterusnya nanti, disarankan untuk melakukan power nap atau tidur sejenak sekitar 20-30 menit. 

Durasi yang lebih lama, dikhawatirkan justru terjadi gangguan tidur yang membahayakan diri sendiri. 

"Tidur berjam-jam kualitas tidur akan berubah. Itu terasa pada konsentrasi pengemudi. Jadi mudah ngantuk ketika melanjutkan perjalanan, karena mood yang kacau dan labil," lanjutnya dikutip Kompas.com. 

Hal lainnya yang wajib diperhatikan adalah durasi maksimal untuk mengemudi yang aman.

Menurut Jusri, kekuatan fisik seseorang mengemudi dalam sehari maksimal hanya 10 jam. 

"Perencanaan perjalanan harus matang, jadi kapan untuk singgah di rest area, istirahat ishoma, dan tiba di kota A, B, dan sebagainya telah terjadwal," tambahnya.   

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan, risiko mengalami microsleep bisa dicegah dengan istirahat yang cukup. 

"3 jam berkendara perlu jeda istirahat 30 menit. Justru istirahat di perjalanan itu lebih penting untuk keselamatan jika dibandingkan tidur lama sebelum bepergian," ujar Sony. 

"Konsentrasi tinggi otot-otot, otak, dan respon feeling turun. Maka, yang penting itu manajemen waktu istirahat. Biar tetap rileks sampai ke tujuan," ucapnya