GridOto.com - Tabrak lari sudah sering dialami oleh sebagian pengguna kendaraan.
Lari dari kecelakaan alias kabur memang kerap dipilih karena takut berurusan dengan hukum.
Karena dalam undang-undang memang sudah ditetapkan jenis pelanggaran serta ancaman hukuman.
Padahal masyarakat masih bisa memilih untuk mengambil jalan damai, meskipun melibatkan petugas kepolisian sebagai penghubung, sehingga tak perlu tabrak lari.
Nah jadi begini regulasinya.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Klaten, Iptu Alif Akbar Lukman, mengatakan petugas di jalan lebih mengutamakan agar setiap pihak terlibat kecelakaan berdamai, khususnya yang mengalami kerugian materi.
“Bila kerugian berupa material, seperti kerusakan kendaraan, tanpa ada korban luka atau meninggal, kami mendorong kepada terduga pelaku dan korban untuk berdamai, tidak langsung diancam penjara,” ucap Alif disitat Kompas.com (19/10/2024).
Baca Juga: Akhir Kasus Nissan Grand Livina Diamuk Massa di Solo, Korban Dapat Duit Setuju Damai
Alif mengatakan, penegakkan tetap bisa dilakukan bila ada pihak yang keberatan untuk berdamai.
Prosesnya akan berjalan sesuai protokol penegakkan hukum yang berlaku.
“Bagi petugas di lapangan sih lebih mengutamakan agar pengendara terlibat berdamai, pihak kepolisian bisa memediasi untuk mencari titik temu kesepakatan bersama,” ucap Alif.
Selain bisa menjadi penghubung antara terduga pelaku dan korban, Alif mengatakan, pihak kepolisian juga bisa membantu proses turunnya asuransi Jasa Raharja dan BPJS untuk berobat ke rumah sakit kepada kedua pihak terluka.
“Kecuali memang ada pihak yang tidak terima, setelah dimediasi tak berhasil, maka penegakkan hukum bisa dilakukan sesuai undang-undang berlaku,” ucap Alif.
Nah berikut daftar sanksi pelaku laka lantas dalam Undang-undang nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).
Baca Juga: Geger Tabrak Lari Livina di Solo, Lambung Sopir Bersih Dari Cairan Ini
Bunyi Pasal 310, pasal ini khusus mengatur sanksi bagi pengemudi yang lalai.
1. Berkendara lalai yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan kerusakan kendaraan dan/atau barang pidana penjara paling lama enam bulan dan/atau denda paling banyak Rp 1 juta.
2. Berkendara lalai yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang dipidana penjara paling lama satu tahun dan/atau denda paling banyak Rp 2 juta.
3. Berkendara lalai yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka berat dipidana penjara paling lama lima tahun dan/atau denda paling banyak Rp 10 juta.
4. Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana penjara paling lama enam tahun dan/atau denda paling banyak Rp12 juta.
Sementara bagi pengendara yang terbukti ada unsur kesengajaan diatur dalam pasal 311 yang mencakup:
1. Setiap orang yang dengan sengaja mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan cara atau keadaan yang membahayakan bagi nyawa atau barang dipidana dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau denda paling banyak Rp 3 juta.
2. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan kerusakan Kendaraan dan/atau barang dipidana penjara paling lama dua tahun atau denda paling banyak Rp 4 juta.
3. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang dipidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak Rp 8 juta.
4. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat dipidana penjara paling lama 10 tahun atau denda paling banyak Rp 20 juta.
5. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengakibatkan orang lain meninggal dunia, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 tahun atau denda paling banyak Rp 24 juta.