Banyak Direstorasi, Ini Sejarah dan Tipe Honda Win di Indonesia

Dida Argadea - Senin, 14 Oktober 2024 | 16:30 WIB

Honda Win hasil restorasi (Dida Argadea - )

GridOto.com - Bandel, praktis, dan irit, mungkin merupakan kata yang tepat buat menggambarkan Honda Win.

Ditambah desainnya yang unik, tak heran kalau sekarang Honda Win mulai banyak dilirik buat restorasi.

Honda Win memang punya desain yang tak biasa, yakni berupa motor batangan atau sport, namun dengan mesin tidur layaknya motor bebek.

Makanya rangkamya pun terlihat lebih simpel dengan gaya "grasshopper", dibanding motor sport pada umumnya yang meganut jenis diamond.

Selain itu, kesederhanaan di sektor jantung pacunya juga membuat Honda Win ini mudah dirawat.
Bicara Honda Win, mari sekalian simak sejarahnya.

Pertama kali meluncur tahun 1984, Honda Win yang desainernya asli orang Indonesia ini memang sempat kurang dilirik.

Alasannya karena desainnya yang cenderung mengotak ini dianggap agak aneh, karena saat itu mayoritas motor memang punya desain yang serba-membulat.

Tapi meski masyarakat kurang meliriknya, Honda Win justru diborong oleh pemerintah untuk dijadikan sebagai motor instansi.

Harun
Honda Win pelat merah instansi pemerintah

Baca Juga: Intip Sejarah Yamaha Mio di Indonesia, Skutik yang Populerkan CVT dan Pelek 14 Inci

Di antaranya dipakai untuk motor dinas Koperasi, Dinas Kehutanan, Pegadaian, Pemda, Polisi Laut, Kantor Pos, Badan Statistik, PLN, BRI sampai TNI.

Kelak, warna-warna khas livery instansi tersebutlah yang jadi buruan para kolektor.

Karena banyak dipakai sebagai motor instansi itulah Honda Win jadi sering banget masuk ke pelosok-pelosok daerah dengan berbagai karakter medan.

Honda Win sendiri memang ada dalam dua versi kala itu, yakni versi Standar dan Semi Trail.

Tabloid OTOMOTIF no.46-XXVIII 2019
Restorasi Honda Win Semi Trail

Tentu saja versi Semi Trail lebih asyik buat diajak blusukan karena style-nya juga adventure banget.

Honda Win Semi Trail ini pakai pelek depan 18 inci dan belakang 17 inci, dan punya ban dengan kembangan yang kasar berukuran 2.50-18 di depan dan 3.00-17 untuk ban belakangnya.

Beda dengan versi Standar yang dibekali pelek 17 inci di depan dan belakang, dengan ban aspal berukuran 2.50 di depan dan 2.75 di belakang.

Selan itu versi Semi Trail juga punya sepatbor depan besar berbahan plastik yang possinya menempel di segitiga layaknya motor trail tulen, sangar deh.

Tabloid OTOMOTIF no.46-XXVIII 2019
Honda Win Standar

Baca Juga: Kenang Sejarah, The Dudas -1 Pakai Astrea Prima, Shogun, F1ZR dan Bravo RC100 ke Mandalika

Kalau versi Standar sepatbornya dari besi dan posisiya menempel dengan tabung sokbreker layaknya motor pada umumnya.

Meski style-nya beda, tapi mesin yang dipakai keduanya sama saja.

Tepatnya Honda Win pakai mesin 4 langkah SOHC 1 silinder dengan nickname “ECONOPOWER”.

Dengan bore & stroke 50 mm x 49,5 mm, mesinnya menghasilkan kapasitas murni 97,2 cc.

Sistem pengapian sudah menggunakan CDI, dan rasio kompresinya rendah hanya 8,8:1.

Tenaga puncaknya sebesar 8 dk pada 8.000 rpm dengan torsi 7,45 Nm di angka 5.000 rpm, disalurkan ke roda belakang lewat transmisi manual 4-percepatan.

Tabloid OTOMOTIF no.46-XXVIII 2019
Honda Win Semi Trail

Honda Win dijual di Indonesia dalam kurun waktu 1984 sampai 2005.

Tahun 1984 sampai 1985 merupakan Honda Win seri awal, tanpa embel-embel 100.

Ciri khas yang paling ketara yaitu lampu kecil dengan bentuk kotak, spion dengan bentuk masih jadul, mesin dicat hitam.

Baca Juga: Sejarah Logo Motor Honda, Dari Sini Ide Sayap Mengepak Berasal

Honda Win 1984 dan 1985 juga memiliki varian warna paling lengkap, ada silver, merah, putih, metallic grey, navy blue, dan oranye.

Honda Win 100 keluaran 1980-an akhir sampai tahun 1999 memiliki lampu depan yang lebih besar.

Dengan striping yang berbeda-beda pada setiap tahun pembuatannya.

Tahun 1999 Honda Win juga mulai diekspor ke beberapa negara di ASEAN.

Sobat GridOto ada yang punya Honda Win di rumah?

Tabloid OTOMOTIF no.46-XXVIII 2019
Tabel spesifikasi teknis Honda Win