GridOto.com - Populasi knalpot brong kian hari makin menjamur di beberapa wilayah baik kota maupun kabupaten.
Adanya penggunaan knalpot brong tentu bisa membuat gesekan.
Menanggapi banyaknya pengguna knalpot brong membuat Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Pol Raden Slamet Santoso berikan penjelasan.
"Knalpot brong kami selalu berikan imbauan kepada para pengusaha yang membuat knalpot. Disitu sudah ada gas emisi, dan setiap produk kendaraan pasti sudah diuji dari Kementerian Lingkungan Hidup," kata Brigjen Pol Slamet kepada GridOto.com, Senin (7/10/2024).
Menurutnya, penggunaan knalpot brong memang merupakan pelanggaran lalu lintas.
Tidak heran bagi yang melanggar akan ada sanksi tilang sebagaimana diatur dalam Undang-undang no.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Untuk diketahui, pengguna knalpot brong dianggap melanggar pasal 106 Undang-undang no.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Selanjutnya, pelanggar akan dikenakan pasal 285 ayat 1.
Selain itu, menyoal suara knalpot juga diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 56 tahun 2019 tentang Baku Mutu Kebisingan Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan kendaraan Bermotor yang sedang Diproduksi Kategori M, Kategori N, dan Kategori L.
Baca Juga: Ini Sanksi Tilang Jika Pengendara Lupa Bawa atau Tak Ada STNK
Dalam aturan itu disebutkan bahwa motor berkapasitas kurang dari 80 cc tingkat maksimal kebisingan 77 dB, motor berkubikasi 80-175 cc tingkat maksimal kebisingan 80 dB, dan untuk motor di atas 175 cc maksimal bising 83 dB.
Knalpot bawaan yang digunakan pada setiap kendaraan sudah pasti memenuhi standar uji sekaligus spesifikasi dari setiap pabrikan.
Sementara knalpot brong memang bukan standar dari pabrikan, melainkan bisa dibeli di aftermarket.
Kalaupun mau modifikasi mengganti knalpot, boleh-boleh saja dilakukan namun tetap harus memenuhi standar yang ditetapkan.
"Untuk lomba balap (resmi) atau lomba custom silahkan asal jangan dipakai di jalan raya," tutupnya.