GridOto.com - Ratusan mobil berwarna hijau lumut TNI terparkir di sepanjang jalan depan kantor Kementerian Pertahanan RI, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Mobil itu adalah KIA Daewoo, salah satu kendaraan operasional di hutan yang dipamerkan pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 TNI di kawasan Monas.
"Mobil ini biasanya sering dipakai untuk operasional ke hutan untuk pelatihan, jadi mobil ini adalah buatan Korea. Jadi mobil ini sebenarnya mobil ambulans tapi sudah di upgrade. Karena sudah dilelang akhirnya diubah peruntukannya di karoseri," kata Suwantono selaku Tamtama Pemeliharaan Kendaraan Bermotor (Tabeng Ranmor) saat ditemui GridOto.com, Sabtu (5/10/2024).
Suwantono menambahkan, KIA Daewoo ini menggunakan mesin berkapasitas 4.000 cc.
"Jadi ini pakai jenis Solar DEX 70 liter sehingga tidak begitu boros," paparnya.
Untuk mengubah mobil ini ia menuturkan menghabiskan biaya sekitar Rp 120 juta.
Terkait perawatan, mobil ini tergolong sulit pasalnya semua barang harus inden ke Korea lewat KIA resmi di Tebet atau di Sunter.
Tak hanya KIa Daewoo, ada beberapa kendaraan lain seperti Maung.
Sebanyak 250 unit Maung dipamerkan dalam perhelatan tersebut dan dapat dinaiki oleh masyarakat secara gratis.
Maung merupakan kendaraan operasional satuan untuk medan offroad yang dirancang oleh industri dalam negeri, PT Pindad (Persero).
Kendaraan ini dibenamkan mesin diesel 4 silinder turbocharged.
Pada lembar spesifikasinya, Maung memiliki kecepatan aman 120 Km/jam dan mampu menjangkau jarak tempuh hingga 800 km.
Mobil telah dilengkapi dengan braket senjata 7,62 mm, konsol SS2-V4, perangkat GPS navigasi dan tracker kendaraan serta perlengkapan lainnya.
Pantauan GridOto di lokasi sekitar pukul 12.40 WIB, kemacetan panjang terjadi imbas volume kendaraan meningkat di satu titik tersebut.
Banyak dari masyarakat yang ingin mengunjungi Monas untuk melihat gelaran HUT TNI.
Di sisi lain, pawai kendaraan taktis (rantis) berukuran jumbo milik TNI menambah kepadatan ruas jalan.
Akibatnya, pawai rantis TNI yang disediakan untuk mengajak masyarakat keliling Jakarta juga terjebak kemacetan.
Selain dari kendaraan yang melintas, kemacetan panjang juga disebabkan banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di ruas jalan, hingga masyarakat yang memarkirkan motornya secara sembarangan.