GridOto.com - Segini harga Mazda VanTrend saat pertama dijual di Indonesia.
Sudah lama enggak nostalgia nih, kali ini kita bahas Mazda VanTrend yang pernah mewarnai dunia otomotif Indonesia tahun 1990-an.
Mazda VanTrend pertama kali diluncurkan oleh PT Indomobil Group (IG) pada Agustus 1993.
Mazda VanTrend ini adalah sebuah station wagon yang merupakan pengembangan keempat dari Mazda MR90.
Mazda MR90 alias Mobil Rakyat 90 merupakan proyek mobil nasional jenis sedan yang digagas Soebronto Laras, bos PT IG pada waktu itu.
Baca Juga: Mazda Vantrend Ompong di Kebun Warga, Efek Gagal Diderek Truk
Niatnya Mazda MR 90 ini buat menyaingi Toyota Kijang yang sukses dipasarkan oleh Grup Astra.
MR 90 sendiri basisnya adalah Mazda 323 Hatchback generasi ketiga yang sempat dipasarkan PT IG di tanah Air pada periode 1977-1980.
Proyek MR 90 ini dimulai pada 1988 dan diluncurkan pada 1990, tapi permintaan pembebasan pajak penjualan mobil ini ditolak pemerintah.
Alhasil harga Mazda MR 90 ini menjadi lebih mahal dari Toyota Kijang akibat kena PPN BM 30%.
Karena penjualannya melempem, PT IG melakukan pembenahan pada Mazda MR90 menjadi Mazda Mister Ninety dan Mazda Baby Boomers.
Baca Juga: BMW Hingga Mazda Vantrend Parkir 7 Tahun di Monas, Siapa Pemiliknya?
Mazda VanTrend ini merupakan salah satu dari empat varian Mazda M-1400 Series.
Tiga varian lainnya adalah Mazda M-14300 SS Pick-up, Space Van, dan Delivery Van.
Mazda VanTrend ini menggunakan mesin bensin 4-silinder 1.400 cc bertenaga 70 dk/5.500 rpm dan torsi puncak 108 Nm/3.500 rpm.
Mesin ini hanya dikawinkan dengan transmisi manual 5-speed.
Ia sudah dibekali AC, central lock, pelek racing, ban radial merek Yokohama, head unit Sony, dan roof rail.
Baca Juga: Cocok Untuk Keluarga Besar, Mobil Bekas MPV Pintu Geser Mazda Biante Harganya Mulai Segini
Selain itu ada sejumlah ubahan lain akibat aplikasi bodi station wagon seperti penggunaan per daun biar kuat bawa beban, menggunakan booster rem lebih besar, dan lampu depan sebanyak 4 buah.
Waktu diluncurkan Mazda VanTrend ini dikasih banderol Rp 27 juta on-the road DKI Jakarta.
Harganya lebih murah dibanding Toyota Starlet 1.300 cc Limited (Rp 32,5 juta) dan Suzuki Forsa Esteem 1.300 cc (27,5 juta).
Tampilan yang berbeda dan harga miring, bikin penjualan tahun pertama terlihat bagus.
Cuma ya, habis itu penjualannya terus menurun sampai akhirnya produksinya disetop pada 1997.