Bak Punya Ilmu Pelet, Ini Alasan Puncak Bogor Selalu Ramai Meski Sering Suguhkan Kemacetan

Irsyaad W - Kamis, 26 September 2024 | 11:00 WIB

Ilustrasi kawasan Puncak akan tertutup dari kendaraan pada malam tahun baru (Irsyaad W - )

GridOto.com - Kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat menyimpan misteri bagi sebagian orang.

Bahkan sampai ada yang mengecap, Puncak Bogor bak punya ilmu pelet.

Karena selalu ramai wisatawan meski sering suguhkan kemacetan kendaraan luar biasa.

Contohnya saat momen liburan panjang Maulid Nabi Muhammad SAW, (14-16/9/24) kemarin.

Terjadi kemacetan horor di jalan hingga 17 jam.

Dilaporkan Kompas.com, (16/9/24), rata-rata kendaraan yang melewati Jalur Puncak mencapai 2.800 unit dari pukul 06.00 WIB sampai 07.00 WIB.

Adapun ambang batas Jalur Puncak dalam satu jam sejatinya dilewati oleh 2.000 atau 1.500 kendaraan roda dua, roda empat, dan roda enam.

Baca Juga: Macet Horor Puncak Bogor Tak Ingin Terulang, Pemerintah Berencana Pasang Alat Ini

Dok. Divhumas Polri
Kemacetan parah di jalur Puncak Bogor, Jawa Barat saat liburan panjang

Menurut Research Coordinator for Tourism, Transportation, and Logistics Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (BRIN), Addin Maulana, kemacetan di Puncak Bogor beberapa waktu lalu termasuk bentuk overtourism (kelebihan wisatawan).

"Jika melihat libur panjang kemarin, kalau menurut saya ini salah satu bentuk overtourism dan fenomena ini memang selalu berulang di Puncak Bogor," ucap Addin saat dihubungi melalui telepon, (18/9/24).

Lantas, kenapa masih banyak wisatawan yang berminat ke Puncak Bogor meskipun sering macet?

Pengamat Pariwisata, Azril Azahari menjelaskan, fenomena wisatawan yang tetap pergi ke Puncak Bogor saat liburan meskipun menghadapi kemacetan itu dipengaruhi oleh pergeseran perilaku wisatawan (tourist behavior).

Menurut Azril, saat ini wisatawan cenderung menyukai jenis wisata yang lebih personal.

Mereka lebih memilih berwisata di lokasi yang sama dengan jumlah orang yang lebih sedikit dan mengutamakan aktivitas yang mempererat rasa kekeluargaan, seperti mengadakan acara kumpul keluarga dan kumpul komunitas.

"Liburan ke Puncak Bogor itu termasuk kedalam green healing yang artinya pergi ke tempat hijau atau alam yang masih natural untuk melepas penat," kata Azril saat dihubungi, (18/9/24) mengutip Kompas.

Baca Juga: Macet Horor di Puncak Bogor Gagal Terurai, Polisi Beberkan Alasannya

Lebih lanjut, Azril menyampaikan, Puncak Bogor dinilai memang selalu menjadi daerah tujuan wisata masyarakat perkotaan.

Hal ini khususnya bila mereka mencari udara sejuk dengan suasana alam yang masih natural dan pemandangan yang indah.

"Kalau yang dari saya amati, kemacetan yang terjadi di Puncak Bogor itu hanya terjadi libur panjang saja dibandingkan dengan hari libur biasa," kata Azril.

Sementara itu, Addin menuturkan, kemacetan akan selalu terjadi di Puncak Bogor meskipun sudah ada rekayasa lalu lintas.

"Karena banyaknya wisatawan yang ingin berlibur ke Puncak Bogor, kemacetan akan selalu terjadi walaupun sudah menerapkan alur rekayasa lalu lintas," ucap Addin.

Menurut dia, sistem alur rekayasa lalu lintas yang sudah diterapkan seperti ganjil-genap, one-way atau satu jalur, dan buka-tutup tidak akan terlalu berguna, dan tetap akan terjadi kemacetan jika wisatawan yang berlibur ke Puncak Bogor sangat banyak.

Selain itu, menurut Azril, berlibur ke Puncak Bogor, kerap dipilih masyarakat karena mereka hanya mengeluarkan biaya yang relatif murah, jika dibandingkan dengan berwisata ke daerah lain atau tempat wisata lain yang dikelola oleh pihak swasta.

Baca Juga: Macet Horor di Puncak Bogor Jadi Atensi, Polisi Berencana Lakukan Ini

"Pergi ke Puncak itu murah meriah dibandingkan pergi ke Raja Ampat, Bali, Labuan Bajo, dan tempat wisata yang dikelola swasta yang wisatanya lebih mahal," ucap Azril.

Di Puncak Bogor, tambah dia, harganya relatif lebih murah. Misalnya dari segi biaya makan, tiket masuk tempat wisata, dan akomodasi.