GridOto.com - Kendati dihantui oleh permasalahan hosting fee, MotoGP Mandalika 2024 tidak semerta-merta akan dibatalkan.
Karena jika dibatalkan, maka Dorna Sports sendiri juga menanggung konsekuensi sendiri akibat batalnya MotoGP Mandalika 2024.
Bisa-bisa gara-gara batalnya MotoGP Mandalika 2024, Dorna Sports malah harus membayar kompensasi ke pemegang hak siar atau broadcaster MotoGP di berbagai negara.
Sejak awal musim, Dorna Sports dan perusahaan penyiaran yang memegang hak siar MotoGP sudah menyepakati 22 balapan dalam kalender musim 2024.
Sayangnya karena beberapa alasan tertentu, beberapa tuan rumah seperti Argentina, India ataupun Kazakhstan dicoret dari kalender.
Hal itu membuat kalender padat yang rencananya terdiri dari 22 Grand Prix, berkurang menjadi kurang dari 20 seri.
Dorna pun mendapat tekanan oleh mitra broadcaster-nya, yang kesal karena jumlah seri terus dikurangi.
Dilansir GridOto.com dari Motomatters, mereka tak mau jumlah serinya terus berkurang dan meminta untuk minimal menggelar 20 seri di musim 2024 sesuai kesepakatan.
Maka dari itu akhirnya ada balapan kedua di Sirkuit Misano akhir pekan ini, untuk tetap memenuhi syarat 20 seri dalam semusim.
Jika Mandalika batal, maka risiko untuk melanggar perjanjian akan besar karena akan sulit mencari seri pengganti pada akhir musim seperti ini.
Carmelo Ezpeleta pun dihadapkan dengan risiko bahwa Dorna harus membayar denda ke sejumlah TV karena seri yang digelar tidak sampai 20.
"Jika Dorna tidak dapat menggelar minimal 20 seri di MotoGP 2024, maka perusahaan asal Spanyol itu harus membayar penalti kepada stasiun TV yang memegang hak siar," tertulis dalam pernyataan Motomatters.
Chairman MotoGP Mandalika, Troy Reza Warokka, sedang bernegosiasi dengan Dorna untuk menunda pembayaran hosting fee yang sejatinya di-deadline pada 27 September 2024 mendatang.
Dengan risiko tersebut, Dorna Sports pun akan sedikit memberikan kelonggaran kepada MotoGP Mandalika.
"Jangan dibatalkan karena kegiatan MotoGP pasti berlangsung, karena kami (ITDC dan MGPA) menjalankan ini dengan sebaik-baiknya," ungkapnya dilansir GridOto.com dari Tribun Lombok.
"Kalau tidak terbayar sebelumnya, kita upayakan sesudah race. Ini ada jaminan, apa jaminan nya? Kita belum tahu. Paling tidak nama saya sebagai chairman dipertaruhkan, bahwa ada kepercayaan yang harus dijaga. Nama baik Indonesia. Ini perlu kerja bersama, bukan cuma ITDC dan MGPA saja," lanjutnya.