Nissan Serena C26 Tarikan Bawah Lemot Plus Boros, Sembuh Pakai Cara Ini

Ferdian - Jumat, 30 Agustus 2024 | 20:20 WIB

Nissan Serena C26 pra facelift tahun 2013 (Ferdian - )

GridOto.com - Nissan Serena C26 memang sangat menggoda, salah satunya karena harganya yang tergolong miring.

Tak hanya harga, mobil keluarga golongan medium van ini juga menawarkan beberapa keunggulan.

Selain tampilan ekseteriornya yang masih enak dilihat, kabinnya juga lega dan masih terkesan modern seperti halnya mobil-mobil keluaran baru.

Selain itu, fitur-fitur yang ditawarkan lumayan lengkap.

Seperti pintunya yang sudah electric sliding door di sisi kiri dan kanan.

Lalu jok tengah ada yang model captain seat, tersedia roof monitor di plafonnya, terdapat fitur cruise control, mode berkendara, dan sebagainya.

Bantingan suspensinya juga tergolong empuk dan nyaman ketika melewati jalan yang tidak bersahabat.

Lalu tingkat kebisingan di dalam kabin juga cukup rendah.

Sehingga nyaman bagi penumpangnya.

Namun di balik semua kelebihan tersebut, ternyata ada sebagian pemiliknya yang mengeluhkan tarikan mobil ini agak lemot di putaran bawah.

Andhika Arthawijaya/Otomotifnet
Mesin Serena C26 berkode MR20DD, dengan kapasitas silinder 2.000 cc, Gasoline Direct Injection, VTC

“Jujur gue memutuskan beli mobil ini, seken tahun 2016, karena kelebihannya cukup banyak. Tapi memang tarikan bawahnya gue rasakan agak lemot. Mesti injak gas dalam bila mau berakselerasi cepat,” bilang Niko Fiandri, salah satu pemilik Serena C26 dari Tangerang, Banten.

Dan hal itu juga diakui oleh beberapa bengkel yang biasa menangani Serena C26.

“Ia lumayan sering yang datang ke kami mengeluhkan tarikan bawah lemot dan boros BBM,” beber Ferry Titus, punggawa bengkel Protuning di BSD, Tengerang.

Padahal kalau dilihat dari spesifikasinya, dimana ia dipersejatai mesin berkode MR20DD dengan kapasitas 1.997 cc, 4 silinder segaris, Gasoline Direct Injection, Variable Timing Chain (VTC), cukup bertenaga.

Yakni mampu menghasilkan tenaga sebesar 145 hp di 5.600 rpm, dan torsi 206 Nm di 4.400 rpm.

Mesin ini dipadu dengan transmisi otomatis CVT (Continuously Variable Transmission).

“Nah, kadang permasalahan tarikan lemot juga dari CVT-nya yang kurang perawatan. Salah satunya penggantian oli CVT yang suka telat,” bebernya.

Idealnya bila ingin kinerja CVT tetap baik, awet dan responsif, lanjut Ferry, ganti oli transmisinya jangan sampai telat. “Usahakan ganti setiap 20.000 km,” tambahnya.

Jika hal itu sudah dilakukan namun tarikan mobil masih terasa berat di putaran bawah, menurut Ferry ada beberapa trik yang bisa ditempuh oleh pemilik Serena C26.

“Lakukan tune up mesin secara menyeluruh, plus tuning atau remap ECU-nya,” tukasnya seperti dikutip dari Otomotifnet.

Andhika Arthawijaya/Otomotifnet
Ferry Titus, punggawa Protuning saat melakukan tuning ECU Nissan Serena C26

Tune up menyeluruh yang dimaksud antara lain membersihkan busi dari kerak, atau diganti baru bila masa pakainya sudah lebih dari 20.000 km.

Lalu bersihkan juga throttle body-nya dari deposit, hingga ruang bakar dengan cara digurah (carbon clean).

“Jika sudah ditune up dan tuning atau remap ECU-nya dilakukan dengan tepat, dijamin tarikan mobil akan lebih responsif dan bisa lebih irit juga,” yakinnya.

“Sekarang injak gas dikit aja tarikan mobil sudah terasa ngentak. Enggak kayak sebelumnya mesin injak gas agak dalam kalau mau akselerasi cepat,” puas Niko setelah C26 miliknya ditune up dan tuning ECU di bengkel Protuning.

Itu baru tune up sama tuning saja loh, dimana performanya menurut Ferry dinaikkan sekitar 30%.

“Kalau mau lebih advance lagi ya remap. Tapi biayanya memang lebih mahal,” pungkas Ferry sembari kasih tahu paket tune up plus tuning ECU di bengkelnya sekitar Rp 1,5 jutaan saja.

Baca Juga: Inilah 2 komponen Penyebab Kaki-kaki Nissan Serena Bunyi Kasar