Gridoto.com - Kalau dibuat perumpamaan, sikap Hyundai terhadap tidak adanya insentif untuk mobil hybrid bak drama Korea yang menarik dan kadang sulit ditebak.
Sejatinya tak ada penambahan insentif untuk mobil hybrid membuat Hyundai sebagai pemain mobil listrik happy.
Lantaran, untuk mendapat insentif untuk mobil listrik, pihaknya harus berinvestasi membangun pabrik dan memenuhi ketentuan kandungan lokal.
Tapi ketika mobil hybrid yang banyak dimainkan pabrikan mobil Jepang tiba-tiba ingin mendapat keistimewaan yang sama, Hyundai malah bersikap lunak.
Bahkan kayak ada sedih-sedihnya hybrid tidak mendapat insentif dari pemerintah.
Lo, kok bisa?
Rupanya ada benefit yang ikut dirasakan Hyundai andai mobil hybrid dapat insentif dari pemerintah meski saat ini mereka belum menjual modelnya.
Sebab ternyata Hyundai berencana merilis mobil hybrid juga ke pasaran.
Pantas, sikap terhadap wacana insentif mobil hybrid sedikit melandai.
"Ada gula ada semut," seloroh Fransiscus Soerjopranoto, COO PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) dalam media gathering di Jakarta (9/8).
Lalu model dari segmen manakah yang dituju Hyundai? Apakah segmen 'tradisional' yakni Low MPV atau Low SUV 7-seater?
Ia dengan cepat menampiknya.
"Kalau studi kita mengatakan, orang yang punya duit itu yang akan beli, pasti tahu kita akan masuk di mana"
"Kita enggak akan ikut ke bawah, kita akan ke atas"
"Nanti kalau market tumbuh, kelas menengah mengisi, perekonomian bagus, strong economy, baru masuk lagi (ke kelas menengah)," urai Frans, demikian Fransiscus Soerjopranoto akrab disapa.
Ia lantas memberi gambaran bagaimana tidak menariknya membuat mobil hybrid untuk kelas low MPV 7-seater saat ini.
"Buat apa masuk ke segmen yang sekarang turunnya 26 sama 30 persen?
Menurutnya, Hyundai saat ini tidak di tengah dan tidak ke bawah. Karena harus mencari yang bisa dijual sekarang mengingat pihaknya sedang mencari volume tinggi.
"Ngapain masuk ke B MPV. Pasar lagi keras, orang lagi buang-buang benefit, diskon, terus kita ikutan juga, marketnya cannibalism, enggak create market," ulasnya.
Lalu model apa yang akan diluncurkan Hyundai ke market mobil Indonesia?
Melihat peluangnya, apalagi kalau bukan Sante Fe terbaru yang dibekali mesin 1.600 cc turbocharger hybrid.
Ditodong pertanyaan seberapa menarik pasar mobil hybrid bagi Hyundai, ia mengungkapkan hitungan.
"Kalau data kita 7,6 persen hybrid," tuturnya singkat seraya menggambarkan situasi perkembangan pasar.
"Dengan skema sekarang, konsumen makin banyak yang peduli fuel consumption"
"Dulu hybrid diperkenalkan tahun 2007. Sudah dibilang ramah lingkungan, fuel consumption lebih irit, enggak tembus (konsumen enggak tertarik, red)"
"Tapi datangnya mobil listrik memicu mobil hybrid naik"
"Jadi orang udah mulai mikir, kalau pakai hybrid fuel consumption 1 banding 20. Mulai tuh word of mouth, ya marketnya makin lama makin gede," papar Frans.