GridOto.com - Wacana pemberian insentif mobil hybrid memang santer terdengar dalam beberapa waktu ke belakang.
Namun, kabar mengejutkan pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara tiba-tiba bilang batal memberikan insentif mobil hybrid.
"Maka untuk otomotif, kebijakannya sudah dikeluarkan. Tidak ada perubahan kebijakan dan tambahan. Kalau kita lihat, penjualan dari mobil hybrid hampir dua kali penjualan BEV," ujar Airlangga.
Ia menilai, kebijakan insentif fiskal yang ada saat ini untuk mobil listrik atau electric vehicle (EV) sudah bagus terlebih penjualan mobil hybrid di atas mobil listrik.
Terkait hal itu, Marketing Director TAM, Anton Jimmi Suwandy pun memberikan tanggapannya.
"Sebagai perusahaan yang berkomitmen untuk mendukung perkembangan industri otomotif Indonesia, Toyota menghormati keputusan pemerintah," katanya.
Ia menambahkan pihaknya terus berkomunikasi secara konstruktif dengan pihak berwenang terkait kebijakan maupun regulasi yang ada.
Anton menilai, regulasi sendiri sifatnya dinamis tergantung situasi dan kondisi terbaru.
Jika melihat komposisi kendaraan elektrifikasi secara total (HEV, BEV, PHEV) saat ini masih di bawah 10 persen dari total market.
Menurutnya, perolehan pangsa pasar kendaraan elektrikasi itu menunjukkan banyaknya ruang perkembangan penetrasi ke masyarakat, salah satunya Hybrid.
Baca Juga: Belajar Dari Thailand, Syarat Insentif Hybrid Bisa Lebih Dari TKDN
"Ketersediaan ragam teknologi elektrifikasi yang tersedia rasanya akan bisa membantu mengakselerasi perkembangan dan adopsinya di Indonesia, memungkinkan kontribusi pengurangan emisi lebih besar," jelasnya.
"Jadi, melihat peluang yang ada saat ini kami berharap pemerintah dapat mendukung semua teknologi yang berkontribusi pada pengurangan emisi untuk mencapai netralitas karbon," tutup Anton.