GridOto.com -Di mobil listrik, untuk mengisi daya umumnya menggunakan AC charging dan DC charging.
Pengisian daya AC dan DC charging ini menggunakan Alat SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum).
Apa sih bedanya AC charging dan DC charging buat ngecas mobil listrik?
Dua jenis alat charger di SPKLU ini disesuaikan dengan spesifikasi mobil listrik serta penggunaannya.
"AC charging merupakan alat charger dengan menggunakan arus listrik AC (Alternate Current) dengan tegangan 220 volt yang umum dipakai kelistrikan rumah tangga," beber Elly.
Abdul Rachman Elly ini menjabat sebagai CEO Voltron Charging Station.
Konektor yang digunakan bernama AC Type 2 dengan 7 lubang pin konektor.
Saat dicolok ke soket alat tersebut tidak langsung mengalirkan daya listrik ke baterai.
"AC Type 2 memanfaatkan Charging Control Unit (CCU) dari mobil untuk mengisi daya baterainya," terang Elly.
"CCU mobil listrik umumnya memiliki input daya listrik 11 kW, jika dari alat AC charging daya listriknya sebesar 22 kW lalu diteruskan ke CCU mengatur batasan flow arus listrik yang masuk ke baterai sebesar 11 kW, " terusnya.
DC charging merupakan alat SPKLU yang menggunakan arus listrik DC (Direct Current).
Alat charger ini juga dikenal sebagai DC fast charging.
Disebut fast charging karena alat charger tidak menggunakan CCU melainkan langsung mengisi daya listrik ke baterai.
Konektor menggunakan CCS2 seperti AC Type 2 dengan satu soket tambahan di bawahnya berisi dua lubang pin.
Soket bagian atas digunakan untuk mencocokkan modul charger dengan CCU mobil listrik.
Jika cocok, CCU hanya dideteksi untuk bisa mengalirkan daya listrik dari soket di bawahnya secara langsung ke baterai.
"Cara kerjanya dari alat DC charging mendeteksi modul CCU, kemudian arus listrik direct mengisi baterai sehingga tidak ada batasan bergantung besaran daya listrik alat charger," jelas Elly lagi.