Yamaha Mio GT Ini Gak Butuh Pertalite, Sekarang Mesra Dengan Gas Elpiji 3 Kg

Irsyaad W - Jumat, 19 Juli 2024 | 10:30 WIB

Yamaha Mio GT berbahan bakar gas elpiji 3 Kg (Irsyaad W - )

GridOto.com - Viral video Yamaha Mio GT kini mesra dengan gas elpiji 3 Kg.

Yup, motor matik Yamaha itu kini gak butuh lagi Pertalite.

Karena bahan bakarnya diganti menggunakan gas elpiji.

Dalam video, tabung gas elpiji melon itu nangkring di dek tengah, lengkap dengan regulator dan slang.

Kemudian terhubung dengan sebuah alat yang menyambung ke mesin.

Melihat ini, Dosen Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jayan Sentanuhady beri penjelasan.

Menurutnya, elpiji memang bisa menjadi bahan bakar kendaraan.

"Benar, bisa karena elpiji kan juga bahan bakar yang mengandung propana dan butana," ujarnya saat dikonfirmasi, (17/7/24) disitat dari Kompas.com.

Ia menjelaskan, propana atau propane merupakan senyawa hidrokarbon alkana rantai lurus dengan penyusun tiga atom karbon berumus C3H8.

Gas ini tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun.

Propana dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk kebutuhan rumah, agrikultur dan bahan bakar kendaraan.

Sementara, butana adalah senyawa organik alkana dengan empat atom karbon berumus C4H10.

Gas ini mudah terbakar, tidak berwarna, mudah dicairkan dan cepat menguap pada suhu kamar.

Butana digunakan untuk bahan bakar kompor, petrokimia, korek api gas, ataupun semprotan aerosol.

Jayan menuturkan, semua bahan yang mengandung propana dan butana bisa dipakai untuk bahan bakar kendaraan, layaknya bensin.

Untuk menggunakan elpiji 3 kg sebagai bahan bakar kendaraan, pengendara bisa menyambungkannya melalui karburator atau injektor pada bagian manifold motor.

"Intinya, semua bahan bakar cair atau gas bisa dipakai untuk bahan bakar mesin. Cuma performa dan efisiensi mungkin beda-beda," tegasnya.

Lebih lanjut, Jayan menjelaskan, semua bahan bakar mesin memiliki spesifikasi minimal dan tidak sembarangan untuk dipakai kendaraan.

"Karena setiap bahan bakar punya karakteristik sendiri-sendiri," lanjut dia.

Menurutnya, ada banyak properti untuk menilai karakter suatu bahan bakar, seperti nilai kalor atau oktan bahan bakar.

Sebagai contoh, Pertalite memiliki nilai oktan RON 90, sedangkan Pertamax mengandung oktan minimal 92.

Angka oktan yang tinggi membuat pembakaran bahan bakar lebih sempurna dan tidak meninggalkan residu.

Meski elpiji dapat dipakai untuk bahan bakar motor, ia menyebut ada dampak ekonomi dan efek yang dialami mesin kendaraan.

Dari sisi ekonomi, katanya, penggunaan elpiji sebagai bahan bakar motor akan membuat negara rugi.

Pasalnya, elpiji melon atau 3 kg merupakan bahan bakar subsidi untuk masyarakat miskin, bukan ditujukan untuk bahan bakar kendaraan.

Sebaliknya, penggunaan elpiji sebagai bahan bakar motor juga tidak sebaik pemakaian bensin.

"Performa (motor) lebih rendah sedikit, pembakaran lebih kering sehingga efek pelumasan di-liner (silinder) berkurang, dan lain-lain," imbuh dia.

Efek pelumasan yang berkurang pada liner silinder mesin kendaraan akan membuat gesekan antar piston semakin tinggi.

Baca Juga: Bajaj Luncurkan Motor Baru Berbahan Bakar Gas, Sekali Full Bisa Ngacir Sejauh Ini