GridOto.com - Aleix Espargaro mendapat peringatan soal profesi barunya sebagai test rider Honda di MotoGP 2025 mendatang.
Peringatan kepada Aleix Espargaro tersebut diutarakan oleh legenda MotoGP yang juga pernah menjadi test rider Honda dan Ducati, Casey Stoner.
Casey Stoner mengungkap bahwa pekerjaan Espargaro sebagai test rider Honda sama sekali tidak akan mudah.
Bukan masalah pengembangan motor saja yang cukup sulit, namun ia akan menghadapi sejumlah kesulitan lain yang dulunya pernah dirasakan Stoner.
Sudah sejak lama, legenda asal Australia itu merasa bahwa Honda akan mengalami kesulitan seperti yang dialami sekarang.
Alasannya adalah mereka hanya mendengarkan Marc Marquez, dan mengesampingkan pembalap lainnya.
"Itu adalah alasan utama aku meninggalkan Honda (sebagai test rider)," kata juara MotoGP dua kali itu, dilansir GridOto.com dari Paddock-GP.
"Kami mencapai titik di mana tim Marc Marquez mulai menyimpang dari instruksiku," jelas pria yang memutuskan pensiun pada 2012 lalu ini.
Stoner sudah beberapa kali mengingatkan, namun saat itu Honda hanya mengembangkan motor berdasarkan pembalap yang bisa menang yakni Marquez.
Baca Juga: Dinding Garasi Mau Ambruk, Ini Video Ngamuknya Jorge Martin Usai Crash di MotoGP Jerman 2024
"Aku sudah mengingatkan mereka, mengatakan bahwa jika hanya mengikuti evolusi Marquez, maka hanya ia yang bisa mengendarai motor ini, dan insiden akan menjadi sering terjadi," tegasnya.
Hal serupa diungkapkan oleh Ramon Forcada, pria yang pernah membawa Jorge Lorenzo juara bersama Yamaha.
Forcada paham betul cara kerja orang Jepang sangat berbeda dengan Eropa dan itu bisa menjadi masalah buat Espargaro.
Hal itu sudah terbukti saat Andrea Dovizioso memilih pergi sebelum musim 2022 berakhir.
"Satu orang yang di posisi berbahaya dan akan membakar dirinya dalam dua hari adalah Aleix, jika kau tak memperhatikannya," kata Forcada.
"Aku pernah mengalaminya bersama Dovi di Yamaha. Secara teknis ia bagus, dengan informasi dan disepelekan membuatnya frustrasi dalam dua balapan. Dovi tidak memiliki tekanan untuk balapan, ia tahu takkan menang lagi kala itu. Tapi mereka tetap tidak mendengarkannya dan ia bilang kenapa harus lanjut," jelasnya.