GridOto.com - Pembalap yang tahun lalu jadi buangan, Fabio Di Giannantonio, semakin dekat untuk bergabung dengan Yamaha di MotoGP 2025 mendatang.
Yamaha dan Fabio Di Giannantonio menjalin diskusi dan negosiasi yang semakin intens untuk bertarung bersama di MotoGP 2025.
Bahkan pembalap andalan Yamaha, Fabio Quartararo, juga menginginkan sosok pembalap bernomor 49 tersebut untuk menjadi salah satu rider YZR-M1.
Dibandingkan bertahan dengan Ducati, Diggia memberikan kode bahwa ia ingin posisi yang lebih dari yang sekarang.
"Dibanding musim lalu, aku di situasi berbeda. Aku masih sedang memutuskan arah yang kuambil dan saat ini aku ingin memiliki proyek di mana aku ingin memimpin," kata Diggia dilansir GridOto.com dari Motosan.es.
Sebenarnya di Ducati, Diggia kemungkinan besar akan naik pangkat lantaran pabrikan Italia tersebut ingin memberikannya motor spek terbaru seperti pembalap tim pabrikan.
Jadi rencananya ia akan mengendarai motor yang sama persis dengan Pecco Bagnaia dan Marc Marquez musim depan.
Namun di Yamaha, kemungkinan sang rider akan mendapatkan tawaran ekonomi lebih menarik dibanding Ducati.
Mantan pembalap tim Gresini Racing itu juga bisa saja mendapat status lebih baik bersama pabrikan berlogo garpu tala itu.
Baca Juga: Gantikan Alex Rins di MotoGP Jerman 2024, Motor Remy Gardner Dipinjam Valentino Rossi
"Bagaimana pun kami sedang memfinalisasi kontrakku, aku memiliki tiga rencana di meja, ada rencana A, B dan C. Aku yakin akhir pekan ini atau setelah balapan berakhir semua akan lebih jelas," ungkap Diggia.
Masih belum jelas apakah Yamaha menawarkan posisi tim pabrikan kepada pembalap asal Italia tersebut.
Namun meskipun pada akhirnya ditempatkan di Pramac, Yamaha sudah menjanjikan bahwa tidak akan ada lagi tim pabrikan dan tim satelit.
Baik Monster Energy Yamaha maupun Prima Pramac Racing akan sama-sama menjadi tim pabrikan Yamaha.
"Bukan rahasia aku berbicara dengan Yamaha. Aku sudah berbicara dengan Quartararo soal proyeknya pekan lalu dan aku senang memutuskan masa depanku sekarang," sambungnya.
"Namun di luar Yamaha, sebagaimana kubilang masih ada dua opsi lain. Kontrak dengan pabrikan jelas beda dengan kontrak dengan tim. Kemudian ada pertanyaan soal kesepakatannya, apakah kau akan mendapat dukungan layaknya tim utama," jelas sang pembalap.