GridOto.com- Gabungan Aftermarket Otomotif Indonesia (GATOMI) mengkritisi aturan pembatasan usia kendaraan di Jakarta.
Aturan ini termaktub pada UU No. 2 tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta pasal 24 ayat 2 huruf g.
Menurut Ayong Joe, Ketua GATOMI aturan tersebut tidak berpihak terhadap masyarakat.
"Terutama pengusaha menengah ke bawah," cetus Ayong.
Menurut Ayong, aturan harus didukung namun ia mengingatkan pemerintah untuk mengajak bicara seluruh stakeholder.
"Kami di asosiasi juga harus didengar suaranya, apa dampak dari aturan ini terhadap bisnis. Aturan jangan melihat dari satu aspek saja," ungkapnya.
Ia menilai dengan aturan ini, banyak pengusaha terutama bengkel-bengkel yang notabene merupakan UMKM akan kesulitan.
"Coba dicek, mobil tahun berapa yang masuk ke bengkel-bengkel untuk perbaikan. Pasti mobil usia tinggi," jelasnya.
Sebab, mobil baru menurutnya sangat jarang ke bengkel untuk perbaikan.
Baca Juga: Aturan Pembatasan Usia Kendaraan, YLKI : Benahi ERP dan Gage Dulu
"Mereka masa garansi yang bisa mencapai 5 tahun," bilang Ayong.
Terkait usia kendaraan, Ayong menilai jangan terlalu kecil.
Memang saat ini belum ada aturan teknis soal berapa lama usia kendaraan yang masih boleh melintas.
"Pendapat saya 15 tahun. Ini waktu yang cukup," katanya.
Ia menilai mobil dengan perawatan yang baik, sebenarnya masih sangat layak dipakai hingga 15-20 tahun.
Bisa juga menurutnya, dengan sistem pengenaan pajak yang lebih mahal dan waktu operasional yang terbatas.
"Misalnya mobil dengan usia 10 tahun dikenakan pajak lebih tinggi dan digunakan waktu tertentu misalnya Sabtu-Minggu dan libur. Baru setelah 15 tahun harus keluar dari Jakarta," tutupnya.