Gridoto.com - Di Indonesia, banyak pemilik mobil yang sering memangku anak kecil sambil mengemudikan kendaraannya.
Padahal perilaku seperti itu sangat berbahaya dan dapat menimbulkan kecelakaan.
Menurut Sony Susmana, Pakar Keselamatan Berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), ada beberapa risiko bahaya yang timbul akibat memangku anak saat mengemudi.
Pertama, si anak tidak bisa memakai safety belt sehingga tingkat fatalitas yang diterima anak tersebut jika mengalami kecelakaan akan lebih besar.
Anak yang dipangku berisiko terpental jika tiba-tiba ada benturan.
"Kalau kendaraan tersebut kecelakaan, lalu airbag-nya mengembang, maka akan langsung menghantam muka si anak," ucap Sony saat dihubungi GridOto.com beberapa hari lalu.
Selain itu, pengemudi juga tidak bisa bergerak leluasa karena terhalang oleh sang anak yang berada di pangkuannya.
"Misal ada kejadian tidak terduga di depan, maka pengemudi tidak dapat bergerak leluasa karena terhalang si anak," jelasnya.
Risiko lainnya, anak yang dipangku bisa memainkan tuas ataupun tombol-tombol yang berada di area kemudi.
Baca Juga: Pasang Child Seat di Hyundai Creta, Perjalanan Holiday Fun Drive 2022 Lebih Nyaman dan Aman
Di momen seperti itu, biasanya konsentrasi orang tua akan terpecah antara fokus mengemudi atau mencegah sang anak untuk memainkan tuas dan tombol.
Menurutnya, metode paling aman jika ingin membawa anak-anak naik mobil adalah meletakkannya di child seat.
"Batita atau balita wajib duduk sendiri di child seat dan tentunya pakai safety belt," ungkap
Orang tua harus membiasakan anak mereka untuk duduk di child seat demi alasan keselamatan.
Selain itu, Sony menilai dari sisi pabrikan juga telah memperhitungkan aspek keamanan anak, dengan menyediakan fitur ISOFIX pada produk mereka.
"Perusahaan mobil kan sudah memperhitungkan sisi keamanan penumpang anak dengan menghadirkan safety belt dan tempat duduk anak (ISOFIX), itu pasti lebih aman (ketimbang dipangku)," ucapnya.