Perlu Cek Tekanan Angin Ban Mobil Secara Berkala, Setiap Berapa Lama?

Radityo Herdianto - Selasa, 30 April 2024 | 07:00 WIB

Perlu cek tekanan angin ban mobil secara berkala, setiap berapa lama? (Radityo Herdianto - )

GridOto.com - Tekanan angin ban mobil harus dicek secara berkala.

Perlu cek tekanan angin ban mobil secara berkala, setiap berapa lama?

Meski terdengar mudah tapi mengecek tekanan angin ban mobil secara berkala bisa mengetahui secara pasti kondisi ban mobil.

Doni, mekanik bengkel spesialis Nawilis Radio Dalam, Jakarta Selatan mengatakan tekanan angin ban perlu dicek setiaknya setiap bulan sekali.

"Sesuaikan tekanan angin ban pada indikator yang umumnya di tulang sasis pintu depan mobil," kata Doni.

Bridgestone
Tabel tekanan angin ban ada di bagian pintu pengemudi
 

Baca Juga: Sudah Waktunya Ganti Ban Honda Brio RS, Pilihannya Banyak Kok

Pengecekan secara berkala ini diperlukan untuk menjaga tekanan angin ban tetap sesuai.

Sebab selama roda bergulir tekanan angin ban terus mengalami perubahan tekanan.

"Tekanan angin memuai saat panas bergesekan kemudian menyusut saat dingin atau kondisi diam," ujar Doni.

"Pemuaian dan penyusutan ini akan memengaruhi perubahan tekanan angin ban dan bisa menurun," terangnya.

Secara tidak langsung, cek tekanan angin secara berkala juga terus mengontrol kondisi ban mobil.

Roni Agung, Service Manager bengkel resmi Astra Peugeot Cilandak, Jakarta Selatan menyebutkan pemilik mobil bisa juga langsung melihat kesesuaian ketebalan tapak ban.

Rayhan Haikal/GridOto.com
Ilustrasi menggunakan Tire Mobility Kit pada Kia EV6 GT-Line.

Baca Juga: Ban Mobil Bocor Samping Enggak Bisa Dipakai Lagi, Ini Alasannya

"Tapak ban bisa dicek apakah sudah mendekati tread wear atau belum untuk bisa diganti," sebut Roni.

Disamping itu juga pada kompon karet ban yang bisa diketahui apakah masih mulus atau sudah banyak retak.

Dimana retak tersebut menjadi tanda kompon karet ban mengeras untuk ban segera diganti baru.

"Dari tekanan angin itu sendiri juga kalau kurang masalahnya bisa beragam, dari risiko pecah ban, pelek peyang saat menghantam lubang, atau paling dasar bahan bakar boros karena laju mobil lebih berat," papar Roni.