GridOto.com- Di berbagai media sosial ramai gerakan Tolak Parkir Liar.
Gerakan ini massif di berbagai kota besar seperti Jakarta Bandung, Jogya, Padang, Medan dan kota lainnya.
Mereka menyerukan untuk menolak parkir liar yang umumnya berada di lokasi perbelanjaan, seperti warung atau restoran dan minimarket.
Selain masyarakat merasa dirugikan, pengusaha juga dirugikan.
Tidak sedikit, konsumen batal belanja karena adanya juru parkir liar ini.
Seperti diutarakan @adityam.Ikhsan yang mengaku membatalkan jajan karena adanya jukir.
"Mau jajan makan, belanja ada tukang parkir. Ehhh ngk jadi beli," katanya.
Lainnya, seperti jaya_turn_right yang juga mengeluhkan dikutip Rp 2.000 untuk sekali parkir.
"Beli gorengannya saja Rp 5.000," ungkapnya.
Baca Juga: Jukir Minimarket Kena Sidak, Tak Berkutik saat Diberi Tahu Sanksinya
Bagi pengusaha keberadaan tukang parkir ini juga membuatnya serba salah.
Sukma, salah seorang pedagang Soto di wilayah Tangerang, Banten curhat keberadaan jukir liar ini.
"Awalnya warung berdiri gak ada tukang parkir, ehh sekarang entah dari mana sudah ada saja. Kasihan juga pelanggan tapi mau gimana, dilarang juga gak berani," ungkapnya.
Soal keberadaan tukang parkir mencerminkan kondisi masyarakat.
"Tukang parkir dan pak ogah adalah akibat tingginya pengangguran," jelas @astroharis.
Dengan kondisi pengangguran tinggi tersebut, maka cara paling mudah mencari uang dengan nongkrong dan bermodal pluit.
Namun demikian, Muhammad Izzadin di @Izzadin_sabani mensinyalir keberadaan mereka juga diorganisir.
"Jukir liar umumnya dikelola ormas, selama ormas tersebut masih ada maka kemungkinan besar jukir liar masih tetap ada," kata Izzadin.