GridOto.com - Penjualan mobil listrik kini makin ramai di Indonesia seiring dengan banyaknya brand yang menjual produk mereka di segmen tersebut.
Namun, di pasar lelang ternyata penjualan mobil listrik belum terlalu diminati.
Konsumen masih cenderung khawatir membeli mobil listrik bekas di pasar lelang, karena takut kondisi baterainya sudah menurun.
"Mobil listrik sekarang indikator baterai health-nya itu nggak ada, sedangkan orang kalau mau beli mobil listrik kan yang ditakutkan apa? Pertama baterai health-nya kan? Jadi orang-orang kalau mau beli mobil listrik second itu masih khawatir," ucap Deny Gunawan, COO JBA Indonesia belum lama ini di kawasan Mampang, Jakarta Selatan.
Faktor tersebut membuat harga jual kembali atau resale value mobil listrik cenderung lebih kecil ketimbang mobil konvensional.
Baca Juga: Harga Mobil China Anjlok di Pasar Lelang, Depresiasi Bisa Puluhan Persen Per Tahun
"Mobil listrik depresiasinya rata-rata sekitar 20 sampai 30 persen di tahun pertama," jelas Deny.
Sedangkan mobil konvensional punya depresiasi harga sekitar 8-10 persen untuk merek Jepang.
Namun, Deny mengatakan mobil listrik merek tertentu punya resale value yang lebih baik.
Alasannya mobil listrik tersebut punya garansi baterai yang panjang.
Sehingga konsumen cenderung merasa lebih aman.
"Beberapa merek mobil listrik itu berani kasih warranty yang panjang jadi kalau usia unitnya masih satu tahun atau dua tahun itu harga bekasnya masih lumayan," tutupnya.
Nah itu tadi beberapa alasan kenapa mobil listrik di pasar lelang masih kurang diminati oleh konsumen.