GridOto.com - Pabrikan Aprilia menjadi salah satu kekuatan baru di kejuaraan dunia MotoGP dalam dua hingga tingga musim terakhir.
Meski masih belum sekuat Ducati, Aleix Espargaro dan Maverick Vinales mampu memaksimalkan potensi motor Aprilia untuk mencoba meraih kemenangan dan podium.
Kendati demikian mantan crew chief atau kepala mekanik Yamaha, Ramon Forcada, meyakini sebenarnya ada masalah besar dari motor Aprilia.
Seperti yang terlihat di Portugal, Maverick Vinales harus keluar dari balapan dan kehilangan podium gara-gara girboks rusak.
Masalah reliabilitas atau keandalan sejak dua atau tiga musim terakhir selalu menghantui para pembalap RS-GP.
Itu sangat merugikan dan sering muncul pada saat-saat genting, hingga mengorbankan peluang meraih podium ataupun poin berharga.
"Kau selalu bisa mengalami insiden mekanis. Hal baiknya ketika insiden mekanik itu terjadi, tentu ada alasan di baliknya," ungkap Forcada dilansir GridOto.com dari Todocircuito.
"Pada akhirnya, apa yang terjadi? Di kejuaraan, sangat penting mengakhiri semua balapan," tegas pria yang pernah membawa Jorge Lorenzo menjadi juara MotoGP bersama Yamaha ini.
Menurut Forcada, motor Aprilia memang menarik dengan kecepatan menikung dan kemampuan aerodinamikanya.
Baca Juga: Bukan Cuma Guyonan, BMW Sudah Diskusi dengan Dorna Sports Buat Ikutan MotoGP
Hanya saja ia yakin pembalap masih ragu bergabung ke Aprilia, gara-gara masalah reliabilitas tersebut.
"Apakah pembalap ingin ke Aprilia jika mereka tak bisa memperbaiki keandalannya?," tegas Ramon Forcada.
Menilik kasus Vinales, Forcada menilai mantan pembalap yang pernah dibantunya tersebut sangat beruntung.
Kerusakan girboksnya tidak benar-benar parah sampai hancur, juga tidak terjadi saat ia melaju dalam kecepatan sangat tinggi.
Jika itu terjadi saat kecepatan tinggi, maka ia seketika bisa terjatuh dan akibatnya bisa fatal.
"Maverick tidak tahu seberapa beruntung dirinya. Girboks rusak adalah hal terburuk. Itu kekacauan mengerikan. Tapi ia sangat beruntung," tegasnya.
Selain masalah keandalan, Forcada juga curiga dengan desain RS-GP yang memiliki kelemahan dalam pengereman.
Bahkan Aprilia masih belum tahu sistem rem terbaik yang mereka pakai hingga saat ini, namun ia juga memuji bagaimana mereka telah berkembang.
"Mereka memiliki dua tipe rem, terutama tahun kemarin saat mereka terlalu percaya diri ketika mengambil tim satelit. Mereka mengira keberhasilan akan datang, dan hal itu tidak datang," ungkapnya.
Baca Juga: MotoGP Jadi Milik Liberty Media, Kisah Cinta Valentino Rossi Takkan Terulang Lagi?
"Mereka melakukan hal luar biasa ke tim utama, namun mereka tak punya cukup waktu memberikan part untuk tim satelit," jelasnya.
Masalah tersebut membuat tim satelit terpaksa membuat part bekas, sehingga pada akhirnya membuat motor mudah rusak.
"Ketika part rusak di tim pabrikan, masalahnya ada di desainnya. Masalah karena terlalu lama dipakai masih lebih mudah diselesaikan, dengan memberikan part lebih dari pabrikan," lanjutnya.
"Kalau masalah desain, terutama girboks, semua pembalap takut girboksnya rusak," tuntas Forcada.