GridOto.com - Begini perbedaan mild hybrid, full hybrid, dan plug-in hybrid.
Kabarnya pemerintah bakal memberikan insentif pajak untuk pembelian mobil hybrid di Indonesia dalam waktu dekat.
Kabarnya konsep insentif mobil listrik ini akan mirip dengan model insentif pajak yang diberikan bagi kendaraan listrik berbasis baterai, yaitu pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah atau PPN DTP.
Saat ini ada sembilan pabrikan yang main mobil hybrid di Indonesia, yaitu Toyota, Honda, Mitsubishi, Nissan, Suzuki, Wuling, GWM, dan BMW.
Catatan GridOto.com, sampai 2024 ini tercatat ada 16 mobil hybrid yang dipasarkan di Indonesia.
Baca Juga: Pilihan Mobil Hybrid dengan Harga di Bawah Rp 500 Juta Per Maret 2024
Mayoritas mengandalkan Full Hybrid (Hybrid Electric Vehicle, HEV), tapi ada juga yang (Plug-in Hybrid Electric Vehicle, PHEV) dan Mild Hybrid (MHEV).
Bagaimana perbedaan antara Mild Hybrid, Full Hybrid, dan Plug-in Hybrid?
Mild Hybrid (MHEV)
Mild Hybrid merupakan teknologi elektrifikasi paling basic yang bisa dibeli konsumen Indonesia saat ini.
Mild Hybrid pada dasarnya adalah mesin bakar konvensional yang dikasih generator dan baterai lithium-ion berukuran kecil.
Tugas keduanya adalah membantu mesin dalam berakselerasi dan melakukan proses start-stop yang lebih halus.
Baca Juga: Harga Mobil Mild Hybrid Suzuki Terbaru di Indonesia pada Maret 2024
Nah, mobil dengan teknologi Mild Hybrid ini tidak bisa berjalan dengan model full elektik atau EV (Electric Vehicle) seperti di Full Hybrid.
Kalau mobil yang pakai Mild Hybrid di Indonesia saat ini ada Suzuki Grand Vitara, XL-7, Ertiga, dan Mazda CX-60.
Full Hybrid atau Hybrid (HEV)
Full Hybrid atau lebih sering disebut Hybrid memiliki mesin bakar, motor listrik, dan baterai lithium ion yang ukuran atau kapasitasnya lebih besar dari Mild Hybrid.
Sehingga mobil Full Hybrid ini bisa dijalankan menggunakan model full elektrik atau EV dalam jarak tertentu.
Baca Juga: Siap-siap Dapat Insentif, Harga SUV Hybrid di Indonesia Per Maret 2024
Nah, baterai mobil hybrid ini hanya bisa diisi oleh mesin atau proses pengereman regeneratif (regenerative braking).
Dengan kata lain, pengisian baterai mobil listrik disebut "self-charging" atau "pengisian mandiri" dalam bahasa Indonesia.
Berdasar konfigurasi sumber tenaganya, Full Hybrid ini punya beberapa jenis, yaitu Hybrid Seri, Pararel, dan Seri Pararel.
Contoh mobil hybrid di Indonesia saat ini antara lain Toyota Corolla Cross 1.8 HEV, Toyota Yaris Cross 1.5 HEV, Honda CR-V 2.0 RS e:HEV, Nissan Kicks 1.2 e-Power, dan Wuling Almaz.
Baca Juga: Bakal Dapat Insentif, Harga Mobil Hybrid Toyota Per Maret 2024
Plug-in Hybrid (PHEV)
Sama seperti Full Hybrid, Plug-in Hybrid atau PHEV mengandalkan mesin bakar, motor listrik, dan baterai lithium ion.
Bedanya, baterai di PHEV ukurannya jauh lebih besar dibanding mobil HEV.
Makanya mobil PHEV bisa berjalan dengan mode full elektrik lebih jauh dibanding HEV.
Perbedaan lain, adalah PHEV baterainya bisa diisi dari sumber listrik eksternal.
Makanya mobil PHEV memiliki dua lubang pengisian, satu buat isi BBM (mesin bakar) dan satu lagi untuk colokan listrik (baterai hybrid).
Contoh mobil PHEV di Indonesia adalah BMW XM dan Toyota RAV4 PHEV.
Demikian artikel "Begini Perbedaan Mild Hybrid, Full Hybrid, dan Plug-in Hybrid" dari GridOto.com.