GridOto.com - Setelah gagal meraih podium di sprint race, Pecco Bagnaia berhasil membalikkan kedudukan dengan memenangkan race MotoGP Qatar 2024.
Pecco Bagnaia tampil eksplosif sejak awal, memimpin balapan MotoGP Qatar 2024 sejak awal hingga akhirnya tak terkejar lawan-lawannya.
Perubahan hasil balapan utama di Sirkuit Lusail ini tak lepas dari taktik yang dilakukan Pecco Bagnaia, setelah mempelajari kesalahan-kesalahannya di sprint.
Secara mendasar, sebenarnya tidak ada perubahan signifikan dari apa yang menjadi strategi murid Valentino Rossi ini sehari sebelumnya.
Namun dalam eksekusinya, Pecco memodifikasi dan menyempurnakan beberapa detail ditambah motornya sudah diubah menjadi lebih baik.
"Strateginya sama, tapi aku sebelumnya tidak bisa melepas kopling dengan baik dan pada hari ini bisa," kata Bagnaia, dilansir GridOto.com dari Sky Sport.
"Perbedaan besarnya adalah bagaimana caraku mengatur performanya. Di sprint aku mencoba apapun untuk melaju kencang dan malah ada getaran luar biasa, di balapan utama aku memakai cara berbeda yang lebih berhasil," tegasnya.
Salah satunya adalah bagaimana sang juara bertahan mengatur penggunaan ban, khususnya ban belakang.
Kemudian ia tidak memaksakan membecek gas terlalu cepat saat keluar tikungan, sehingga ban belakangnya awet hingga lap terakhir.
Baca Juga: Pecco Bagnaia Juara MotoGP Qatar 2024, Pedro Acosta Bikin Marc Marquez Ketar-ketir
Menurut Bagnaia, hal itulah yang membuat hasil balapan sprint dan balapan utamanya sangat berbeda.
"Aku tak memaksakan ban belakang, karena kemarin (sprint) musibah, terlalu banyak getaran. Sangat penting mengerem dengan keras dan menunggu momentum ekstra agar ban belakang tidak berlebihan digunakan," jelasnya.
"Aku mengakhiri balapan dengan sempurna. Awalnya tidak begitu ngebut, kemudian pelan-pelan menurun. Ketika ada yang mendekat, aku baru mencoba kabur lagi. Semuanya sempurna, tim bekerja dengan luar biasa," kata pembalap Italia ini.
Mengatur ban dengan tepat juga membuat sang rider terhindar dari masalah tekanan ban, yang memberinya masalah saat sprint.
"Kami mempelajari cara memaksimalkan ban, lebih dari kebutuhan, terutama di lap awal. Itu sangat penting. Di sprint tekanannya mudah naik dan aku kesulitan sedikit," ujarnya.
"Pokoknya aku harus mengakhiri lap pertama dengan memimpin dan semuanya kuatur dari sana. Itu sangat penting. Di sprint aku juga kalah dalam pengereman, saat slipstream kau akan bermasalah, terutama di belakang KTM, aku ngotot untuk memimpin," jelas Bagnaia.