GridOto.com - Liberty Media selaku pemegang hak komersial F1 dikabarkan sedang berencana membeli Dorna Sports.
Itu artinya jika terjadi, nantinya maka bisa saja MotoGP akan berada di bawah manajemen yang sama dengan F1, begitu pula dengan WorldSBK.
Tampaknya rumor ini bukan isapan jempol belaka, lantaran Carmelo Ezpeleta selaku CEO Dorna Sports sama sekali tidak menampik hal tersebut.
Saat ini saham Dorna Sports terbagi dalam beberapa pemilik, 20 persen milik beberapa karyawan tinggi Dorna termasuk Carmelo Ezpeleta.
Kemudian sisa sahamnya dimiliki beberapa perusahaan dari Bridgepoint hingga salah satu perusahaan besar asal Kanada.
Ezpeleta sendiri memang tidak menampik, namun kemungkinan tersebut masih belum terealisasi hingga sekarang.
"Semua bisa saja terjadi pada waktunya, tapi belum ada yang terjadi," ungkap pria asal Spanyol tersebut, dilansir GridOto.com dari Corsedimoto.
"Mayoritas pemilik saham Dorna adalah perusahaan investasi, yang membeli sesuatu kemudian menjualnya. Jadi pada dasarnya kami selalu jualan, sejak hari pertama," kata Ezpeleta.
Sang bos mengungkap bahwa selain ketertarikan Liberty Media, selalu ada perputaran pembelian saham dari beberapa perusahaan raksasa.
Baca Juga: F1 2024 Mulai Akhir Pekan Ini di Bahrain, Catat Kalender Lengkapnya dengan Rekor 24 Seri
Misalnya dari raksasa Amazon, Netflix dan Disney juga sudah berulang kali mendekati Bridgepoint, yang juga memegang sebagian besar saham Dorna.
"Kami ingin lanjut dengan pemegang saham yang sama atau pergi jika memang mereka menginginkannya," lanjut Ezpeleta.
"Biasanya perusahaan besar dan pada kasus kami, takkan bertahan lebih dari empat atau lima tahun. Tentu semua kebiasaan kadang ada pengecualian," tegasnya.
Di sisi lain, wacana Liberty Media membeli sebagian besar saham Dorna Sports ini mendapat pertentangan dari Parlemen Eropa.
Mereka sudah sejak lama tidak menginginkan adanya monopoli dari satu perusahaan, yang dapat menguasai atau memonopoli rajanya balapan roda dua dan roda empat ini.
Ada ketakutan bahwa monopoli yang terjadi akan menaikkan harga pertelevisian dan tontonan sehingga merugikan penonton.