Kondisi Udara di Musim Hujan Bikin Performa Mesin Meningkat, Benarkah?

Aditya Pradifta - Selasa, 13 Februari 2024 | 13:00 WIB

ILUSTRASI Mengemudi saat musim hujan (Aditya Pradifta - )

GridOto.com - Apa benar kondisi udara di saat musim hujan bisa membuat performa mesin meningkat? Begini penjelasan dari ahlinya.

Ternyata prinsip dasarnya adalah dari tingkat kerapatan udara yang diserap oleh mesin.

Tingkat kerapatan udara ini membuat udara jauh lebih padat, namun ada faktor penting yang menyebabkan hal ini bisa terjadi.

"Jadi cuaca panas itu ngaruh. Jadi pengaruhnya itu ke densitas oksigen, semakin panas cuaca oksigen kan jadi semakin renggang, gak padat," jelas Odi Rachmat, owner ORD Exhaust sekaligus ahli di bidang teknik mesin (engineer).

Artinya, jika suhu udara semakin rendah maka tingkat kepadatan oksigen semakin baik.

Baca Juga: Sebaiknya Pilih Karpet Mobil Seperti Ini Untuk Menghadapi Musim Hujan

Dok. SuperCover
ILUSTRASI. Cuaca Hujan Saat Sedang Mengemudi

"Kalau cuacanya dingin, udara yang masuk ke ruang bakar juga jauh lebih padat. Efeknya pembakaran jauh lebih efisien," sambung Odi.

"Tapi memang kondisi udara pada dasarnya berpengaruh ke peforma mesinnya nanti," sambut Iwan Ridwan, Kepala Mekanik dari Primo Performance Sentul.

Ada angka ideal pada suhu udara supaya bisa mencapai pembakaran yang efisien.

Menurut Odi, idealnya suhu udara di angka 25 derajat Celcius mampu memberi performa optimal pada mesin.

"Kira-kira kaya suhu di Bandung lah kalau normal. Itu kan di angka 77 derajat Fahrenheit atau setara 25 derajat Celcius," ungkap Odi.

Baca Juga: Terobos Banjir di Musim Hujan Berisiko Karatan, Antisipasi Dengan Ini

Istimewa/Odi Rachmat
Grafik penurunan performa mesin saat temperatur udara meningkat

"Kalau di bawah angka itu juga belum tentu bakal kasih improve ke performa. Bisa jadi malahan membuang energi yang gak diperlukan," jelasnya menambahkan.

Berdasarkan hasil penelitian, tiap 10 derajat Celcius ada perubahan pada output power mesin.

"Kira-kira tiap 10 derajat temperatur naik itu ada potensi turun power," terang Odi.

"Memang gak terlalu besar, gak signifikan. Itu power turun sekitar 1-2 % tiap kenaikan suhu 10 derajat Celsius," bebernya menandaskan.