Sejarah Industri Knalpot Purbalingga, Ternyata Awalnya Bikin Panci

Dida Argadea - Senin, 29 Januari 2024 | 15:30 WIB

Patung Knalpot di Purbalingga (Dida Argadea - )

GridOto.com - Di kalangan pencinta otomotif Kabupaten Purbalingga di Jawa Tengah, terkenal dengan industri knalpotnya.

Bahkan sejumlah brand ternama pun menjadikan tempat ini sebagai basis produksinya, seperti DRC Racing, Red Mufflers dan lain-lain.

Apalagi kalau menghitung produsen-produsen knalpot un-brand bahkan termasuk knalpot 'bajakan' di kota ini, tentu tak heran kalau Purbalingga pun dapat julukan Kota Knalpot.

Hal itu dipertegas lagi dengan berdirinya Patung Knalpot yang diinisiasi oleh Bupati Purbalingga periode 2000-2010, Triyono Budi Sasongko.

Lantas, sebenarnya gimana sih ceritanya Purbalingga bisa punya industri knlapot yang semasif ini?

Aditya Pradifta
Salah satu knalpot buatan pengrajin Purbalingga

Ternyata hal ini bermula sejak era 1970-an.

Melansir dari Tribunjateng.com, kala itu awalnya yang berkembang adalah industri logam di Dusun Sayangan, Kelurahan Purbalingga Lor.

Dengan memanfaatkan potongan-potongan drum, masyarakat di sana kerap membuat peralatan rumah tangga macam panci, wajan, spatula dan yang lainnya.

Baca Juga: Sesuai Perda, Toko Penjual Knalpot Brong di Karawang Dikenakan Denda Rp 50 Juta

Di tengah hiruk-pikuk itu, di tahun 1980-an salah satu warga bernama Sultoni mencoba membuat sesuatu yang baru yakni knalpot.

Awalnya Sultoni hanya membuat knalpot-knalpot sebagai spare part untuk motor dan mobil yang banyak beredar di era itu.

Seiring berjalannya waktu ternyata peminatnya makin banyak, hingga pada ere 1990-an, banyak warga lain yang tergoda untuk memproduksi knalpot.

Tak cuma di desanya, langkah Sultoni ini bahkan diikuti oleh pengrajin dari sejumlah kelurahan dan desa lain, hingga industri knalpot pun berkembang pesat di Purbalingga.

Kompas.com / Andreas Lukas Altobeli
Salah satu pengrajin knalpot di Kabupaten Purbalingga

Awalnya seluruh knalpot produksi Purbalingga ini dibuat secara hanmade alias dikerjakan dengan tangan.

Tapi demi memenuhi permintaan yang kian masif, tentunya penggunaan mesin seperti mesin pound, mesin bending dan cutting jadi hal yang wajib.

Meski begitu hingga saat ini sejumlah prosesnya juga masih dikerjakan secara manual, demi menjaga kualitasnya tetap baik.

Sobat GridOto sendiri pernah punya pengalaman dengan knalpot bikinan Purbalingga? Share pendapatnya ya.