Masa Sulit Pedro Acosta, Sampai Nangis Gara-gara Omongan Orang

Rezki Alif Pambudi - Minggu, 28 Januari 2024 | 16:15 WIB

Pedro Acosta ungkap dirinya pernah sampai nangis-nangis gara-gara diomongin banyak orang (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Rookie tim Gasgas Tech3, Pedro Acosta, menjadi salah satu pembalap yang jadi sorotan menjelang MotoGP 2024.

Sejak lama Pedro Acosta digadang-gadang untuk menjadi pembalap masa depan di MotoGP, termasuk disebut sebagai titisan Marc Marquez.

Karier Pedro Acosta terlihat sangat mulus sejak level junior, dengan memenangkan tiga gelar balapan bergengsi dalam empat tahun terakhir.

Yakni gelar Red Bull Rookies Cup 2020, gelar dunia Moto3 pada musim perdananya di Moto3 2021, kemudian juara MotoGP 2023 lalu.

Namun dari musim-musim yang fantastis tersebut, Acosta pernah mengalami masa sulit yang bahkan membuat mentalnya sampai down.

Momen tersebut terjadi saat ia menjadi debutan Moto2, pada musim 2022 lalu bersama tim Red Bull KTM Ajo.

Sebagai juara Red Bull Rookies Cup dan Moto3 secara beruntun, Acosta debut di Moto2 dengan ekspektasi sangat tinggi.

Banyak yang menaruh harapan kepadanya untuk meraih gelar dunia di Moto2 sejak awal, namun yang terjadi tidak sepenuhnya sesuai harapan.

"Aku datang ke kejuaraan dunia dan setelah tujuh balapan, orang-orang membicarakanku sebagai juara dunia. Aku orang yang harus menang," kata Acosta, dilansir GridOto.com dari Paddock-GP.

Baca Juga: Kejar Jejak Valentino Rossi, Jorge Lorenzo Dikontrak Aston Martin Ikut Balapan GT

"Orang yang datang, mengendarai motor pabrikan KTM dan didukung Red Bull, maka ia tidak diminta untuk belajar. Mereka menaruhnya untuk menang, begitu katanya," jelas sang pembalap.

Sebenarnya ekspektasi tinggi itu sudah ada sejak ia menginjakkan kaki di Moto3, namun untungnya ia berhasil memenuhi harapan tersebut dengan menjadi juara.

Tapi ia mengaku seharusnya ia bisa belajar lebih banyak di Moto3, dengan tidak langsung menjadi juara dan kemudian lompat ke Moto2 setelah setahun.

"Aku kehilangan banyak hal sederhana, seperti menikmati berada di tim kecil, tumbuh sedikit demi sedikit dan meraih podium pertamaku. Aku tidak mengalami musim Moto3 yang normal," tegas Acosta.

"Aku kehilangan kesempatan memberikan apresiasi ke anggota tim, aku akan mengatakannya. Aku tak tahu bagaimana kompetisi dari sudut pandang berbeda. Dan jika aku tidak menang saat itu, maka semua orang akan kecewa, dan karierku tidak berhasil jadi seperti ini," jelasnya.

Di Moto2, ia mendapat tekanan sangat tinggi tatkala ia gagal menunjukkan performa bagus sejak awal musim 2022 setelah semua orang membicarakannya.

"Saat itu aku sering menangis, aku tidak memahami apapun, aku tak tahu apa yang terjadi dalam hidupku, di kejuaraan, tak paham apapun," ungkap Acosta.

"Di 2022 aku ingin jadi juara dunia lagi. Aku tak punya alasan lain untuk balapan. Aku yakin sekali bisa melakukannya, tapi awalnya tidak sesuai harapanku," jelas pembalap berjuluk Si Hiu asal Mazarron ini.