GridOto.com - Mantan pembalap tim Repsol Honda, Marc Marquez, menjadi salah satu kandidat pembalap tim pabrikan Ducati di MotoGP 2025 mendatang.
Marc Marquez memiliki kesempatan sama dengan Jorge Martin, Enea Bastianini dan juga Marco Bezzecchi, untuk menjadi rekan Pecco Bagnaia di MotoGP 2025.
Penentunya adalah siapa yang performanya paling bagus di antara semuanya, namun ada satu syarat utama yang harus dipenuhi Marc Marquez.
Syarat utama dan penting yang harus ditaati Marquez adalah soal nominal gaji, jika nanti ia mendapat kesempatan dari pabrikan Italia itu.
Sejak awal Ducati sudah menegaskan, bahwa mereka tak mau lagi membayar gaji dengan nominal raksasa untuk pembalap.
"Semua orang melihat senyum Marc Marquez usai tes hari pertama di Valencia, serta catatan waktunya tanpa perlu ngotot. Tidak diragukan, ia akan menjadi protagonis di 2024 dan tak ada orang yang bilang sebaliknya," kata mantan Sporting Director Ducati MotoGP, Paolo Ciabatti, dilansir GridOto.com dari Tuttomotoriweb.
"Mungkin hal ini akan membuat kita lebih khawatir, aku membayangkan bahwa manajemen, secara keseluruhan tidak akan mudah sama sekali, namun jelas bahwa ini akan menjadi langkah maju soal pertunjukan," jelasnya.
Ducati sudah kapok membayar gaji besar seperti kasus Jorge Lorenzo dan Andrea Dovizioso, yang nyatanya masih gagal memberikan hasil sebanding dengan sebuah gelar juara.
Ciabatti menegaskan bahwa Marquez jangan berharap akan menerima gaji seperti saat berada di tim Repsol Honda, jika nantinya bisa bergabung dengan tim utama Borgo Panigale.
Baca Juga: KTM Pantau Kiprah Marc Marquez Bersama Gresini Racing, Niat Rekrut Buat MotoGP 2025
"Hampir semua kontrak pembalap kami akan berakhir, dan kami akan menunggu 5-6 balapan pertama untuk mengambil keputusan. Kami mempunyai gagasan yang cukup jelas, tetapi kami memerlukan konfirmasi lagi," ungkap Ciabatti.
"Juga hampir pasti salah satu pembalap utama kami adalah Bagnaia. Soal Marc, Ducati akan melakukan evaluasi sendiri berdasarkan hasil, namun dari sudut pandang kami, masa kontrak jutaan dolar telah berakhir," jelasnya.
Filosofi Ducati pun sudah berubah, yang mana mereka lebih memilih investasi ke motor daripada untuk membayar gaji pembalap yang terlalu besar.
"Fakta menjadi pabrikan yang memiliki motor terkuat memungkinkan kami membuat alasan yang lebih berkelanjutan dari sudut pandang ekonomi bagi para pembalap," imbuh Ciabatti.