Gridoto.com - Atas undangan BYD Auto Industri Company Limited, Gridoto berkesempatan mengunjungi pabriknya pembuatan mobil listriknya di Changzhou, China (18/13-2023).
Pabrik Changzhou yang memiliki luas area 11.600 m2 saat ini tengah memproduksi BYD Atto 3 dan BYD Seal ini.
Pabrik ini didirikan pada tahun 2019 dan mulai memproduksi kendaraan listrik pada tahun 2021.
Terdiri dari empat area utama, yaitu stamping, welding, panting dan assembling.
Hebatnya, pabrik ini menggunakan mesin yang didesain sendiri, sehingga berhasil mencapai efisiensi 50 persen lebih tinggi dibandingkan dengan pabrikan lain di China.
"Efisiensi produksi salah satunya diterapkan dengan sistem otomatisasi hingga 95 persen dari total proses dalam kebutuhan tertentu," jelas Eagle Zhao, President Director of BYD Indonesia dan Malaysia Autosales Asia Pacific yang menemani selama kunjungan.
Memang sangat terasa kondisi di dalam pabrik yang terbilang sepi lantaran banyak menggunakan robot untuk produksinya.
Baca Juga: Pabrik di China Ini Bisa Memproduksi 300 Ribu Unit Mobil Listrik
Di area welding, ada 477 robot dari 1.000 lebih robot yang ada di dalam pabrik.
"Kecanggihan lainnya adalah penggunaan teknologi laser robotic welding yang menghasilkan tingkat kerapatan pengelasan rangka dengan sangat rapi, bahkan hampir tidak terlihat," ungkap Luther T. Panjaitan, Head of Marketing & Communication PT BYD Motor Indonesia yang juga ikut hadir.
Pabrik Changzhou memiliki kapasitas produksi mencapai 300.000 unit NEV (New Energy Vehivle) per tahun, namun dapat lebih tinggi lagi untuk menyesuaikan permintaan pasar.
Dari total produksi delapan pabrik BYD pada tahun 2023, BYD telah mencatatkan rekor produksi EV dan PHEV sebanyak total 6 juta unit untuk didistribusikan ke seluruh dunia.
Semester pertama tahun 2023, BYD telah berhasil menjual 1,25 juta unit kendaraan. Sukses masuk peringkat sepuluh produsen mobil terbesar di dunia.
BYD juga melakukan ekspor ke lebih dari 70 negara. Nah, di semester awal tahun 2024, BYD akan masuk Indonesia dengan memperkenalkan tiga model NEV. Sayangnya BYD belum menyebutkan tipe yang mana.
“Kami melihat besarnya potensi sinergi ini dari peningkatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Dengan pertimbangan konsumen yang semakin cerdas, kami yakin BYD akan diterima dengan baik dan menjadi pilihan utama konsumen di Indonesia,” ujar Eagle.
Apalagi dengan adanya pengganti Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 menjadi Perpres No 79/2023 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Terdapat beberapa pasal yang diubah dalam aturan yang diteken Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 8 Desember 2023 itu.
Namun, perubahan yang paling mencolok adalah ketentuan Pasal 18 yang berkaitan dengan insentif pembelian mobil listrik utuh atau completely built up (CBU) yang berasal dari impor.
"Kami menyambut baik dengan adanya peraturan baru tersebut. Semakin membuat kami bersemangat untuk masuk ke Indonesia," tutup Eagle Zhao.
Wah semakin ramai saja peta mobil listrik Tanah Air.