GridOto.com - Mitsubishi Outlander PHEV bisa dibilang menjadi salah satu model yang kurang laris di Indonesia.
Berdasarkan data wholesales (pabrik ke dealer) GAIKINDO, sejak diluncurkan pada 2019 lalu Outlander PHEV hingga saat ini baru terjual ratusan unit.
Hingga sekarang, Outlander PHEV juga belum mendapatkan pembaruan.
Padahal, SUV ini telah mendapatkan facelift di Jepang pada 2021 lalu.
Terkait hal ini, Tatsuo Nakamura selaku Executive Vice President Mitsubishi Motors Corporation (MMC) membeberkan alasan mengapa Outlander PHEV kurang sukses di Indonesia.
"Outlander PHEV sangat populer di Amerika Serikat, Eropa, serta negara lainnya. Namun untuk Indonesia, bea masuknya sangat tinggi," ucap Nakamura di Japan Mobility Show (JMS) 2023 beberapa hari lalu.
"Kami menjual dengan volume penjualan yang sangat terbatas," tambahnya.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut, Presiden Direktur PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) membenarkan bahwa pihaknya saat ini tengah menahan impor Outlander PHEV.
Namun, ia menegaskan bahwa model ini masih dijual di Indonesia, alias belum disuntik mati.
Baca Juga: Bicara Netralitas Karbon, Mitsubishi Bilang Hybrid Bisa Lebih Baik dari Mobil Listrik
"Saat ini MMKSI tidak menghentikan penjualan Outlander PHEV di Indonesia, mengingat teknologi plug-in hybrid-nya yang sangat baik dan hanya dimiliki oleh Mitsubishi Motors," katanya.
"Memang benar bahwa kami sedang menahan jumlah impor kendaraan sementara pada saat ini karena volume permintaan yang terbatas, namun MMKSI masih terus akan menjual Outlander PHEV sebagai bagian dari dukungan terhadap EV di Indonesia," tambahnya.
Sebagai informasi, MMKSI saat ini menjual Outlander PHEV dengan harga Rp 1,32 miliar on the road (OTR) DKI Jakarta.
Berdasarkan catatan, MMKSI sempat memangkas harga Outlander PHEV sebesar Rp 421,7 juta pada 2022 lalu.