Suzuki Siap Produksi Mobil Terbang Tahun Depan. IKN Jadi Target?

Panji Maulana - Rabu, 1 November 2023 | 20:02 WIB

Mobil terbang Suzuki yang akan mulai diproduksi tahun 2024 (Panji Maulana - )

GridOto.com - Selain pabrikan Honda, Suzuki pun telah menyiapkan mobil terbang masa depannya.

Suzuki Motor Corpotarion telah bekerja sama dengan startup SkyDrive Inc. untuk merancang sebuah mobil terbang atau flying cars ini.

Meski baru berupa display moke-up berskala 1/5, namun telah dicanangkan langsung oleh Toshihiro Suzuki, Representative Director and President Director Suzuki Motor Corporation saat acara Japan Mobility Show 2023 di Tokyo Big Sight, Jepang (25/10) lalu.

"Kami juga memajang flying cars di Japan Mobility Show (JMS). Dengan cara ini, kami akan memperluas bisnis kami ke darat, laut dan udara," papar Toshihiro Suzuki.

Toshihiro Suzuki lebih lanjut mengatakan, mobil terbang ini akan mulai diproduksi akhir tahun depan di pabrik Suzuki di Iwata, Shizuoka, Jepang.

Lebih detailnya, Founder/CEO of SkyDrive Inc. menjelaskan, "Mobil terbang ini namanya EV-TOL artinya Electric Vertical Take-Off and Landing Aircrafts. Dan memiliki 12 propeler di bagian belakang dan baterai seperti drone," jelas Tomohiro Fukuzawa yang dijumpai di JMS 2023 (25/10).

 

Panji M
Tomohiro Fukuzawa, Founder/CEO of SkyDrive Inc

Menurutnya, EV-TOL punya kelebihan dari helikopter biasa. "Kelebihan produk ini menggunakan listrik jadi lebih ramah lingkungan."

Selain itu, "Karena menggunakan motor listrik, sehingga suara atau noisenya hampir tidak ada. Karena sistemnya mirip drone, jadi bisa otonomus dan mengoperasikannya bisa jauh lebih mudah dari helikopter biasa," imbuh Fukuzawa.

Baca Juga: Hari Ini, Suzuki Tampilkan Tiga Mobil Listrik Terbarunya di Japan Mobility Show 2023

Lalu sistemnya mirip dengan drone, produk ini akan terbang secara vertikal. Sedangkan kalau helikopter terbang akan membentuk sedikit garis diagonal ke depan sehingga membutuhkan tempat pijakan atau helipad yang lebih luas.

Sedangkan EV-TOL ini tidak membutuhkan area pijakan atau helipad yang luas, bahkan cukup seperti di atap apartemen atau gedung.

"Ini sesuai dengan regional Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan lebih spesifik Jakarta, yang memiliki lahan terbatas, sehingga dapat digunakan sebagai kendaraan mobilisasi sehari-hari," ujar Fukuzawa lagi.

Saat ditanya harga jualnya, Pria yang pernah bekerja di Toyota Motor Co. ini memperkirakan sekitar 1 juta dollar AS atau setara Rp 15,5 miliar (1 Dollar = Rp 15.500). "Tapi ini belum resmi," tegasnya.

Proses charging baterainya memakan waktu 30 menit dengan jarak tempuh 15 km.

“Namun di tahun 2031, diharapkan jarak tempuhnya menjadi 40 km. Saat ini, kapasitas baterainya masih sama dengan baterai mobil EV biasa (Nissan Leaf, red),” imbuh Fukuzawa.

Ditanya apakah sudah ada penjajakan dengan beberapa negara, misalnya Indonesia untuk pengembangannya di IKN (Ibu Kota Negara)?

Fukuzawa mengatakan, "Kedepannya pasti akan jadi target, namun untuk saat ini belum ada penjajakan secara serius," tutupnya.