Gridoto.com - Rumitnya parkir kendaraan di Jepang selain mahal juga banyak aturan. Terutama di kota besar. Naik transportasi umum sudah pasti lebih efisien.
Pilihan nyetir mobil pribadi bukan japan mobuat kaum mendang-mending. Gridoto.com pernah bertugas ke Tokyo bersama seorang Presdir brand otomotif, sebelum pandemik. Kalo di Jakarta dapat sedan premium dan driver, nah kalo di Jepang beliau kemana-mana naik kereta sendirian.
Begini cerita tentang parkir. Pertama kalo di kota enggak bisa parkir sembarangan. Ada pilihan gedung parkir, basement atau landed area.
Parkir di pinggir jalan atau on street sudah pasti jarang ada. Kecuali agak sedikit nakal pasang hazzard itupun paling lama 10 menit.
Kedua tarifnya enggak pernah sama atau flat. Sangat bergantung pada area tersebut. Parkir di kawasan pusat kota, dekat stasiun JR, restoran serta perkantoran adalah termahal.
Ketiga, tarifnya juga tergantung pada jam berapa kita mau parkir. Biasanya ada cluster jam. Misal saat malam hari jam 21.00- 07.00 dikenakan JPY 300/jam. Hitung sendiri ya jika kurs JPY 1 = Rp 106.
Keempat ada tarif dasar dan tarif maksimal. Terutama ya terkait lokasi dan hari.
Baca Juga: Mau Ikutan? Bangun Pagi Test Drive Honda HR-V Listrik Yuk
Misal di sekitaran Shibuya, Senin - Sabtu tarif dasar JPY 300 /12 menit. Atau 1 jam JPY 1.500 setara anggap saja Rp 150.000. Lantas tarif maksimal JPY 2.500 sekitar Rp 250.000 perjam pada
09.00-19.00.
Kalau hari Minggu dan libur nasional ya tarifnya beda. Tapi Minggu orang jarang keluar rumah karena besok Senin hari kerja. Sehingga biasanya tarif Minggu lebih murah.
Oh iya, untuk tarif parkir selalu tertera di papan depan area parkir. Jarang sekali ada tukang parkir kecuali untuk parkir bus. Semua self service bisa bayar pakai cash atau kartu kredit dengan mesin payment Amano misalnya.
Jadi berapa kira-kira biaya jika ke kantor atau mall bawa mobil? Estimasi sekitar Rp 1-2 juta/hari di luar biaya bensin atau tol.