Gridoto.com - Laporan langsung dari Jepang, gridoto.com berkesempatan interview spesial dengan CEO Honda Motor Toshihiro Mibe di markas besar Honda di kawasan Aoyama, Tokyo.
Mibe didampingi Toshio Kuwahara(Presdir Honda Asia& Ocenia), Shinji Aoyama(Direktur Honda Motor) dan Kotaro Shimizu (Presdir PT Honda Prospect Motor).
Mibe menyampaikan dalam 10 tahun ke belakang Honda berkompetisi ketat dengan pabrikan mobil dari Amerika dan Eropa. Khususnya pengembangan mobil internal combustion engine(ICE).
Namun di era electric vehicle tidak bisa dipungkiri jika produsen mobil Cina merupakan ancaman paling besar.
Bahkan dalam Japan Mobility Show(JMS) 2023, salah satu brand mobil Cina yakni BYD, ikut sebagai peserta dan mendapat perhatian yang besar.
Baca Juga: Lima Mobil Konsep Ini Tampil di JMS 2023, Siapa yang Paling Imut?
Strategi Honda adalah dengan menawarkan mobil listrik dengan value terbaru dan lebih. Misalnya dalam desain, fitur hingga pengembangan teknologi baterai.
Untuk baterai baik dari sisi ketahanan, bahan dan tentunya keselamatan. Selain itu dari sisi biaya hingga material solid- state sampai all solid-state.
Pantauan Gridoto.com, memang tantangan terkini baterai solid-state yang masih dalam purwarupa adalah seperti kestabilan elektron, chemical, konduktor dari ion di elektrodanya. Sehingga aman untuk diproduksi massal.
Board of director Honda juga menyampaikan kalau bahan bakar alternatif juga tetap digarap. Seperti fuel cell dan hidrogen untuk kendaraan komersial seperti bis hingga ethanol. Untuk ethanol atau biofuel banyak dilakukan di Brasil.
Pengembangan dalam waktu terdekat, seperti yang disampaikan Shimizu, Presdir PT HPM, adalah model-model dengan mesin hybrid di Indonesia.
Diduga dalam waktu dekat, menurut Gridoto.com, kemungkinan dipasarkan van sekelas Nissan Serena dan Toyota Voxy untuk market Tanah Air.
Ditunggu ya..