GridOto.com - Busi nikel merupakan salah satu jenis busi yang umum digunakan pada mesin mobil.
Mesin mobil pakai busi nikel idealnya diganti setiap berapa lama?
Busi nikel masih menjadi pilihan buat mesin mobil karena harganya yang relatif murah ketimbang busi iridium.
Dibalik harganya yang terjangkau juga ketahanan pakainya lebih singkat.
Hal inilah yang disampaikan oleh Oki Sulistio, Workshop Head bengkel resmi Tunas Daihatsu Matraman, Jakarta Timur.
"Berdasarkan interval servis Daihatsu yang masih pakai busi nikel diganti setiap 20.000 km hingga 40.000 km," buka Oki.
Baca Juga: Melewatkan Jadwal Ganti Busi Mobil, Ini Dampak yang Dirasakan
"Beda dengan busi iridium yang diganti setiap 100.000 km," sambungnya.
Oki menilai busi nikel punya material elektroda yang sifatnya temporary.
Daya pemantik apinya bisa habis karena proses pembakaran mesin dimana elektroda mendapat tekanan kompresi dan temperatur tinggi secara berkelanjutan.
"Elektroda busi habisnya di sekitaran interval tersebut," ujar Oki.
Diko Oktaviano, Technical Support Product Knowledge PT Niterra Mobility Indonesia (NMI), produsen busi NGK di Indonesia menerangkan jika material elektroda pada busi nikel dirancang bukan untuk ketahanan jangka panjang.
"Nikel sebagai bahan elektroda bisa mengalami degradasi dari suhu panas ruang bakar dan kompresi ledakan," terangnya.
Baca Juga: Pakai Busi Iridium Bisa Siasati Mobil Lolos Uji Emisi, Apa Benar?
Lanjut Diko, elektroda busi yang terbuat dari nikel akan mengalami keausan dan lama-lama bisa memendek bahkan hilang.
Jadi busi tidak bisa memantikkan api untuk proses pengapian.
"Kalau busi iridium terbuat dari logam mulia iridium, ketahanan degradasinya tinggi sehingga tidak mudah aus atau tumpul," ungkap Diko.
"Makanya busi nikel jika sudah mencapai 40.000 km sebaiknya segera dicek," sarannya.