Cara Berkomunikasi di Jalan, Salah Persepsi Bisa Bikin Emosi

Pilot - Jumat, 15 September 2023 | 17:16 WIB

Ilustrasi pengemudi memencet klakson (Pilot - )

Gridoto.com - Saat berkendara di jalan raya, tidak hanya masalah taat rambu dan tertib lalu lintas saja yang utama.

Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah cara kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan pengguna jalan lainnya.

Sebab, bisa dibilang saat ini, lantaran tidak bisa berkomunikasi dengan baik saat di jalan, memicu terjadinya kecelakaan atau hal tidak menyenangkan lainnya.

Ujung-ujungnya saling adu mulut bahkan sikut....Ini komunikasi juga sih, cuma sudah beda level...hehehe.

Komunikasi di sini maksdunya bukannya berbicara langsung dengan menggunakan suara yang keluar dari mulut kita, tetapi memakai alat komunikasi di kendaraan.

Pasti banyak yang beranggapan klakson adalah satu-satunya alat komunikasi kita dengan pengguna jalan lain selama berkendara.

Padahal ada beberapa alat komunikasi lain yang juga ada di kendaraan. Seperti lampu-lampu. Ada lampu utama, lampu sein, lampu rem sampai lampu mundur.

Nah, paling sering digunakan adalah klakson. Lantaran benda inilah yang bisa langsung melampiaskan emosi kita saat sedang berhadapan dengan beberbagai kondisi di jalan.

Tinggal pencet tombol suara klakson langsung terdengar.

Ada Etika

Klakson fungsinya memberikan isyarat, sama dengan lampu utama saat kita menggunakan high beam.

Penggunakan klakson itu ditujukan untuk pengguna jalan lain yang tidak ada kontak mata dengan kita. Sebagai penanda keberadaan posisi kendaraan kita.

Pengguna jalan di sini enggak hanya sesama pengendara, tetapi juga pejalan kaki, pengguna sepeda, gerobak dan lainnya.

Menekan klakson juga ada etika dan sebaiknya digunakan dengan bijak, tidak bisa asal pencet aja. Jika ditekan terus menerus misalnya, atau ditekan dengan waktu yang lama, bisa menyebabkan emosi pengguna jalan lainnya.

Karena bila digunakan tidak semestinya, bisa memicu atau mempengaruhi tindak prilaku orang lain sesama pengguna jalan.

istimewa
Klakson, harus bijak menggunakannya, apalagi jika sudah dimodifikasi

Apalagi bila klakson tersebut sudah dimodifikasi sehingga lebih keras suaranya, yang ada malah mengganggu, bisa bikin emosi.

Akibatnya bisa menimbulkan kecelakaan atau hal yang tidak diinginkan.

Selain itu klakson juga sebaiknya tidak digunakan saat melewati tempat ibadah, rumah sakit atau wilayah yang terdapat rambu dilarang menekan klakson.

Tidak hanya klakson, lampu juga jadi alat komunikasi penting selama di jalan. Seperti lampu utama, lampu sein, lampu rem sampai lampu mundur.

Komunikasi dengan lampu ditujukan kepada pengemudi atau pengguna jalan lain yang ada kontak mata dengan kita. Atau bisa melihat kendaraan kita.

Lampu utama alias headlamp selain sebagai penerang jalan di depan saat gelap, juga sebagai pemberi isyarat dengan menggunakan high beam atau lampu jauh.

Akan lebih efektif digunakan malam hari, tetapi bisa juga digunakan siang hari sesuai kebutuhan.

Selain lampu utama ada lampu lainnya yang juga digunakan untuk menyampaikan isyarat.

Seperti lampu sein, berfungsi untuk memberi tahu pengguna jalan lain kemana arah yang kita tuju. Belok kiri, kanan, ambil jalur kiri, kanan dan lainnya.

Sebaiknya mengaktifkan lampu sein 50 m sebelum tikungan jika ingin berbelok atau memutar. Jangan begitu mau belok baru nyalakan sein, bisa bikin kaget pengendara lainnya.

Apalagi jika tidak mengaktifkan lampu seinnya. Atau seperti emak-emak zaman now yang sein kiri tapi belok kanan hehehe.

Angga Raditya
Lampu standar jangan diubah warnanya

Oiya, lampu sein juga berguna sebagai lampu hazard, isyarat yang digunakan hanya saat dalam keadaan darurat.

Bukan sebagai tanda berhenti atau jalan lurus di persimpangan.

Begitu pula dengan lampu rem dan lampu mundur. Semua digunakan untuk memberikan isyarat bahwa kendaraan kita akan berhenti atau mau mundur.

Oleh sebab itu pastikan semua alat komunikasi tadi berfungsi dengan baik. Sehingga komunikasi bisa tersampaikan dengan baik pula ke pengguna jalan lain.

Dan jangan mengubah warna lampu tidak sesuai peruntukkannya. Biasanya dengan menggunakan mika putih di lampu rem, lalu menukar soket lampu rem ke lampu sein dan sebaliknya.

Jika komunikasinya salah, akan diterima dengan salah pula oleh pengguna jalan lain. Bisa bikin emosi dan menimbulkan konflik, paling parah menambah korban kecelakaan lalu lintas.

Yuk kita berkomunikasi yang baik....