GridOto.com- Modus Tipuan online (Tipon) kian beragam.
Kali ini menimpa seorang ibu di wilayah Sumatera Utara.
Ia kehilangan uang Rp 110 juta saat bertransaksi melalui sebuah situs jual beli.
Deby Afriani warga Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan jadi korban penipuan jual beli mobil di Marketplace Facebook.
Wanita berusia 30 tahun ini awalnya melihat iklan mobil.
"Lalu saya menelepon nomor yang ada di iklan tersebut lalu diarahkan ke bengkel di Jalan Menteng Raya, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Area. Di situ ia mengaku pemilik bengkel, sampai di sana saya disambut pekerjanya," ujar Debby Arfiani.
"Kami lihat-lihat mobil, lalu kami disuruh si admin transfer uang ke Bos itu aja," kata ibu rumah tangga ini.
Deby masih merasa tidak yakin, sebelum saya transfer ia masih bertanya lagi apakah benar itu bosnya.
"Iya katanya. Setelah saya transfer mereka bilang, mereka bilang kalau gak kenal sama orang yang kami transfer itu. Mereka gak kenal," ucapnya terlihat kesal.
Baca Juga: Pura-pura Jadi Korban, Jadi Ketahuan Nih Modus Pelaku Tipuan Online yang Kerap Terjadi
Akibat kejadian, Deby mengalami kerugian hingga Rp 110 Juta.
Saat ini korban sudah membuat laporan ke Polrestabes Medan Nomor STTLP/2819/VIII/2023/SPK Polrestabes Medan/Polda Sumut.
Terkait masalah Tipon ini, beberapa pakar telah memberikan tips dan trik menghindarinya.
Pakar Sosial Media sekaligus Founder aplikasi Drone Emprit, Ismail Fahmi pernah mengatakan beberapa waktu lalu terkait kejadian ini.
Ia enyebut calon konsumen harus lebih jeli sebelum melakukan transaksi.
"Susah mendeteksinya, karena mereka (penipu) itu pintar. Mereka bikin lapaknya sangat profesional, followers bisa dibeli, terus gimana kita cara ngeceknya? makanya lebih baik dihindari saja belanja di sosial media," ucap Ismail.
Oleh sebab itu, Ismail menyarankan agar masyarakat sebisa mungkin menghindari pembelian lewat sosial media.
Kecuali transaksi dilakukan dengan rekan ataupun orang yang memang sudah dikenal sebelumnya.
"Kalau di sosial media itu sangat rawan, saya sih enggak rekomen ya. Banyak orang bikin lapak (akun) fotonya copy punya orang lain, testimoni ambil dari orang lain, didesain sedemikian rupa agar orang tertarik, begitu dapat uang, mereka tutup akun," jelasnya.
Supaya aman, Ismail menyarankan agar konsumen belanja melalui e-commerce yang sudah memiliki reputasi baik di Indonesia.
Terlebih jika e-commerce tersebut memiliki sejumlah fitur yang menjaga keamanan data konsumen.
"Jadi saran saya, lebih baik belanja di e-commerce yang sudah ternama, karena di situ kan biasanya ada fitur cancel, ada fitur pengembalian, ada rekening bersama, jadi transfer uangnya enggak langsung ke penipu," tutur Ismail lagi.