GridOto.com - Kubikasi mesin motor MotoGP berpotensi 'disunat' menjadi 850 cc, mulai musim kompetisi 2027 mendatang.
Pengurangan kubikasi mesin MotoGP ini bertujuan untuk mengurangi tenaga mesin yang terlalu besar, agar balapan menjadi lebih aman dan ketat.
Selain itu perubahan regulasi akan membuat kompetisi semakin seru, karena tiap pabrikan MotoGP seolah memulai semuanya dari nol.
Namun hingga saat ini, masih banyak beberapa pro dan kontra mengenai usulan regulasi mesin MotoGP tersebut.
Dilansir GridOto.com dari Mowmag, masalah nilai dan gengsi dari MotoGP itu sendiri merupakan salah satu yang menjadi kontra.
Sebagaimana diketahui, MotoGP sudah dikenal sebagai ajang balap paling bergengsi dan punya derajat paling tinggi di dunia balap motor.
Jika mesin dipangkas dari 1.000 cc menjadi 850 cc, maka ada potensi besar motor MotoGP kalah kencang dari Superbike yang memakai mesin 1.000 cc.
Padahal dengan spek mesin sekarang yang sama-sama 1.000 cc, keunggulan motor MotoGP tidak seberapa jauh dibandingkan Superbike.
Bayangkan saja Superbike yang versi standarnya bisa dibeli oleh masyarakat umum, punya kekuatan lebih besar dari motor prototipe MotoGP yang dikenal akan gengsinya.
Jadi beberapa pihak menilai hal ini sebagai hal yang tidak pantas, karena seharusnya MotoGP punya standar lebih tinggi dari saudaranya tersebut.
Hal itu juga ditakutkan bisa memberikan dampak kurang baik, untuk popularitas MotoGP itu sendiri.
Dalam beberapa kali rapat, Motor Sport Manufacturer Association (MSMA) juga masih tarik ulur mengenai permasalahan ini.
Aprilia menjadi salah satu pihak yang menentang usulan tersebut.
Selain karena gengsi MotoGP, Aprilia keberatan dengan usulan tersebut karena menjadi pemborosan besar untuk pabrikan.
Bos Aprilia Racing, Massimo Rivola, lebih memilih MotoGP memangkas beberapa komponen yang bisa memperlambat motor MotoGP.
Selain itu ia juga yakin, penggunaan biofuel dalam beberapa tahun ke depan tetap akan mengurangi tenaga mesin dengan sendirinya.