Hampir Mustahil! Inilah 10 Daftar Rekor yang Sulit Dipecahkan di F1

Rezki Alif Pambudi - Selasa, 22 Agustus 2023 | 19:30 WIB

Rekor-rekor yang hampir mustahil dipecahkan di Formula 1 (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Selain keberhasilan meraih podium, kemenangan dan gelar juara dunia, catatan rekor juga menjadi salah satu gengsi tersendiri untuk pembalap dan tim F1.

Sejak dimulai pada 1950 silam, ajang balap F1 sudah melahirkan ribuan rekor yang melekat ke tim dan para pembalapnya.

Berikut 10 rekor tersulit atau bahkan hampir mustahil dipecahkan lagi di F1:

1. Jarak Kemenangan Balapan Terbesar

F1 pernah menemui era-era dominasi Michael Schumacher, Lewis Hamilton, Sebastian Vettel hingga Max Verstappen.

Namun dari empat pembalap itu, tidak ada yang memegang rekor margin kemenangan balapan terbesar.

Dalam hal jarak jumlah putaran, ada Jackie Stewart (GP Spanyol 1969) dan Damon Hill (GP Australia 1995) yang meraih kemenangan dengan unggul dua putaran lebih dalam sebuah balapan.

Soal jarak waktu balapan, Stirling Moss memenangkan sebuah balapan (GP Portugal 1958) dengan selisih lebih dari lima menit dari pembalap berikutnya.

Pada era F1 zaman now yang dipaksa lebih kompetitif, kejadian serupa hampir tak mungkin lagi terjadi.

Baca Juga: Parah, Insiden Trofi Pecah Tim Red Bull Racing Terulang di F1 Belgia 2023

2. Rekor pembalap tertua

Semakin ke sini, usia rata-rata olahragawan termasuk pembalap jauh lebih muda dibandingkan era dulu.

Namun masih ada beberapa pembalap melanggar pola itu, seperti Fernando Alonso yang masih berkompetisi di usia 42 tahun.

Namun angka segitu pun masih sulit mengalahkan rekor usia 53 tahun milik Juan Manuel Fangio, Giuseppe Farina, dan Luigi Fagioli.

Mereka bahkan masih bisa menang balapan pada rentang usia tersebut.

3. Kemenangan dari posisi start paling belakang

Rekor saat ini untuk posisi start terendah yang meraih kemenangan Grand Prix ada pada John Watson.

Ia memenangkan Grand Prix Amerika Serikat Barat 1983 dari posisi start yang luar biasa yakni ke-22 di grid.

Saat itu pembalap McLaren tersebut bangkit dari performa kualifikasi yang buruk dan menang secara heroik dari rekan setimnya, Niki Lauda.

Baca Juga: Start keenam, Max Verstappen Menang Mudah Balapan F1 Belgia 2023

Selama 40 tahun belakangan, kejadian tersebut belum pernah terjadi lagi dan tampaknya masih menunggu untuk dipecahkan.

Tentu semakin sulit dipecahkan karena sekarang hanya ada 20 mobil di grid.

4. Balapan terpanjang

Grand Prix Kanada 2011 yang dimenangkan oleh Jenson Button pada lap terakhir, memegang rekor waktu total balapan terpanjang dalam sejarah F1.

Durasinya lebih dari empat jam dan empat menit, dikarenakan penundaan akibat cuaca buruk.

Hal tersebut sulit terulang karena sekarang ada waktu maksimal untuk penyelenggaraan balapan F1.

5. Pembalap termuda yang masuk ke balapan F1 dan mencetak poin

Tidak lama setelah Max Verstappen membuat debutnya di Formula 1 pada usia 17 tahun 166 hari, dan mencetak poin hanya dalam balapan keduanya, peraturan mengenai Super Licence FIA diubah.

Jadi sekarang hanya pembalap yang sudah berusia 18 tahun saja yang bisa mendapatkan lisensi FIA untuk balapan F1.

Jadi rekor yang dipegang Verstappen tampaknya takkan bisa dipecahkan, jika masih memegang aturan yang sekarnag.

6. Kualifikasi paling ketat

GP Eropa 1997 di Sirkuit Jerez ditutup dengan kontroversi tabrakan Jacques Villeneuve dan Michael Schumacher.

Namun sebelum itu, sempat ada tiga pembalap yang mencatatkan waktu lap sama saat kualifikasi.

Ada Schumacher, Jacques Villeneuve dan Heinz-Harald Frentzen yang mencetak putaran sama persis, yakni 1 menit 21,072 detik.

Pada akhirnya grid ditentukan dari aturan yang paling awal mencetak waktu.

Rasanya sangat sulit rekor tersebut dipecahkan kembali pada era sekarang ini atau era selanjutnya.

7. DNF beruntun

Rekor ini dipegang oleh Andrea de Cesaris yang aktif balapan pada era 1980-an, dengan menyelesaikan 22 GP tanpa finis (1986-1987).

Namun di antara 22 GP itu, ia pernah dinyatakan meraih podium tiga meski tidak melewati garis finis lantaran masalah mesin di lap terakhir.

Hal itu terjadi lantaran mobil-mobil di belakangnya juga gagal finis, sehingga secara aturan ia masih berhak meraih posisi itu jika melewati jumlah lap tertentu.

Pada era sekarang yang mobilnya lebih tahan banting, rasanya kejadian DNF beruntun sepanjang itu tidak akan terjadi lagi.

8. Paling sedikit pembalap yang finis

F1 Monako 1996 sangat luar biasa karena beberapa alasan, termasuk rekor pembalap paling sedikit yang finis.

Hanya tiga pembalap yang berhasil mencapai garis finis, yakni Olivier Panis, diikuti oleh David Coulthard dan Johnny Herbert.

Rasanya sangat sulit kejadian ini terulang, karena mobil F1 sekarang lebih awet dan biasanya FIA memilih menghentikan lomba daripada balapan dengan DNF massal seperti peristiwa di Monako ini.

9. Jumlah mobil terbanyak yang memulai balapan

Di F1 Jerman 1953, ada 34 mobil yang menjadi starter.

Dengan aturan sekarang yang maksimal hanya menyediakan slot sampai 26 mobil, tidak mungkin kejadian serupa terjadi.

Apalagi 10 tim dengan 20 mobil yang sekarang, cukup alot menerima tim baru yang ingin ikut balapan di F1.

10. Penalti grid terbesar

Pada 2015 silam, F1 masih memakai aturan dengan hitung-hitungan penalti yang terus diakumulasikan.

Jadi Jenson Button pernah mendapat penalti 70 grid di F1 Meksiko 2015 silam.

Sedangkan sekarang aturan tersebut disederhanakan, di mana pembalap yang mendapat penalti banyak seperti itu hukumannya adalah langsung 'start dari belakang'.

Jadi aturan yang sekarang tidak memungkinkan pembalap bisa mendapat penalti turun 70 grid, lha wong pesertanya cuma 20 pembalap saja.