GridOto.com - Ini alasan kenapa tidak disarankan memasang headrest monitor di Toyota Fortuner.
Tentu tak ada batasan kreatifitas pada modifikasi, baik itu kaki-kaki, eksterior, bahkan di interior sekalipun.
Namun terkadang beberapa alasan tertentu membuat pemasangan part modifikasi tidak disarankan, salah satunya headrest monitor di Toyota Fortuner.
Dan alasan ini diungkapkan langsung oleh Presiden Direktur Lombardi Auto Indonesia, Andrew Laksana, sebagai spesialis modifikasi luxury interior.
"Kalau melihat space-nya ini juga jadi salah satu alasan kenapa kita gak memilih pasang headrest monitor di interior Fortuner," ungkap Andrew Laksana.
Baca Juga: Kabin Mewah Toyota Fortuner GR Sport Baze Punya Banyak Keistimewaan
Padahal Toyota Fortuner di Indonesia notabene merupakan Big SUV dengan dimensi cukup besar yakni dengan panjang 4.795 mm, lebar 1.855 mm, dan tinggi 1.835 mm.
Namun ruang di kabin tidak sebesar bodi bongsornya, malah cenderung agak sempit apalagi di bagian kabin belakang.
"Jadi banyak orang modifikasi tapi ekstrem dan langsung ganti dengan kursi baru. Problem-nya adalah SUV macam Fortuner ini makin ke belakang makin sempit headroom-nya. Apalagi kalau kita masih mau pakai jok baris ketiganya," jelas Andrew lagi.
"Nah kenapa gak pakai headrest monitor. Kebiasaannya itu kalau space-nya udah agak sempit, kadang-kadang suka kesenggol badan," ungkapnya menambahkan.
Dengan volume kabin yang tidak begitu besar, penambahan part seperti headrest monitor justru mengundang risiko.
Baca Juga: Bukan Cuma Penumpang, Sopir Juga Dimanjakan Naik Toyota Fortuner Ini
Namun untuk mobil yang memiliki volume kabin lebih besar, terutama di baris kedua seperti Toyota Kijang Innova Zenix tentu tak menjadi masalah.
"Kecuali kita pakai mobil yang basisnya lebih panjang ya, contoh Zenix, itu baru enak dan gak masalah pasang headrest monitor," terang Andrew.
Beberapa risiko juga dijelaskan oleh Andrew mengapa tak disarankan memasang headrest monitor di Toyota Fortuner.
"Tapi kenapa di Toyota Fortuner dari awal gak ditaruh di sini, resikonya bisa ketepak, kesenggol patah atau jatuh," bebernya.
"Karena space yang kecil itu, yang sempit. Bahaya. Apalagi kalau posisi jok depannya lebih mundur lagi, itu bener-bener sempit dan berisiko," tutup Andrew menandaskan.