GridOto.com - Kalau diperhatikan, desain bonnet atau ‘hidung’ Mazda CX-60 terlihat lebih mancung dari SUV Mazda lain seperti CX-5, CX-8, atau CX-9.
Hal itu bukannya tanpa alasan, karena ada kebutuhan teknis yang mengiringi aspek estetisnya.
Alasan utama adalah aplikasi sistem gerak roda belakang (RWD) di salah satu varian global Mazda CX-60.
Meski kedua varian Mazda CX-60 di Indonesia yakni Kuro dan Elite memakai sistem gerak semua roda (AWD), namun bodi, layout mesin, hingga sasisnya dirancang untuk SUV yang juga mengakomodir sistem RWD.
Sistem RWD secara natural memerlukan layout mesin yang diletakkan memanjang (longitudinal) agar transfer tenaga dari mesin ke sistem penggerak lebih efisien.
Trybowo Laksono/GridOto.com
Mesin Mazda CX-60 6 silinder segaris diletakkan secara longitudinal
Baca Juga: Harga Sama, Ini Perbedaan Mazda CX-60 Varian Elite dan Kuro Design Nah, peletakkan secara longitudinal ini yang membuat ruang mesin dan desain bonnet ikut memanjang, menyesuaikan layout mesinnya.
Apalagi salah satu mesin favorit yang dipakai Mazda CX-60 adalah unit 3.283 cc 6 silinder segaris seperti yang ada di CX-60 Indonesia, sehingga dibutuhkan ruang mesin yang panjang untuk menampungnya.
Ruang mesin di depan kabin kerap dianalogikan sebagai hidung mobil, dan ruang mesin yang panjang itu membuat CX-60 terlihat seperti punya hidung lebih mancung dari saudara-saudaranya.