Lebih dari 85 Persen Pembelian Truk dan Bus Mitsubishi Fuso Didominasi Kredit

Wisnu Andebar - Rabu, 26 Juli 2023 | 16:00 WIB

Pembelian MItsubishi Fuso didominasi sistem kredit (Wisnu Andebar - )

GridOto.com - PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), mengungkapkan pembelian truk dan bus Mitsubishi Fuso di Indonesia didominasi sistem kredit dibandingkan cash atau tunai.

"Mayoritas pembelian didukung oleh perusahaan pembiayaan, 85 sampai 90 persen itu kredit dan yang cash itu sedikit," ujar Duljatmono, Sales & Marketing Director KTB kepada GridOto.com belum lama ini.

Menurutnya, baik pembeli borongan yang disebut fleet customer maupun pembeli individu alias retail juga masih mengandalkan sistem kredit saat membeli truk atau bus untuk mendukung usahanya.

"Pasar dibagi dua, ada pasar retail dan fleet. Kedua pasar tersebut komposisinya boleh dibilang sama, tapi untuk pembelian rata-rata pakai sistem kredit," paparnya.

Lebih lanjut, Mitsubishi Fuso optimis dapat meningkatkan pangsa pasar segmen kendaraan niaga hingga akhir tahun ini.

GridOto.com
Duljatmono, Sales & Marketing Director KTB


"Sampai akhir tahun target market share kami 45 persen. Kami masih punya tantangan untuk mencapai target itu," ujar pria yang akrab disapa Momon ini.

Dirinya merasa optimis target tersebut dapat dicapai, karena pasar yang mulai membaik setelah dihantam pandemi Covid-19.

"Sektor pendukung masih bagus, di antaranya ada sawit, batu bara, nikel, dan logistik itu kontribusinya masih kuat terhadap penjualan kami," imbuhnya.

Adapun berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Mitsubishi Fuso berhasil membukukan retail sales sebanyak 17.343 unit selama Januari hingga Juni 2023.

Baca Juga: Bocoran Produk yang Bakal Dibawa Mitsubishi Fuso di GIIAS 2023

Momon menjelaskan, penjualan Mitsubishi Fuso paling besar berasal dari Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 55 persen.

"Rincian Pulau Jawa terbagi atas Jabodetabek kira-kira 22 sampai 24 persen, kemudian Jawa Barat 9-10 persen, Jawa Tengah 9-10 persen, dan Jawa Timur 11 persen," terangnya.

"Lalu disusul Sumatera 30 persen lebih dan sebanyak 15-17 persen dsri Kalimantan, Sulawesi, dan wilayah timur Indonesia," pungkasnya.