GridOto.com - Pierer Mobility AG telah membawa dua merek motor andalannya di kejuaraan dunia MotoGP 2023.
Brand yang dimaksud adalah KTM yang debut di MotoGP 2017 silam, disusul dengan Gasgas yang tampil bersama tim Tech3 mulai MotoGP 2023.
Namun hadirnya dua brand tersebut belum membuat perusahaan milik Stefan Pierer ini berpuas diri.
Mereka masih berencana membawa satu brand lagi untuk meramaikan kompetisi kelas premier MotoGP.
Bukan Husqvarna seperti yang diprediksi banyak orang, melainkan MV Agusta yang juga merupakan anak perusahaan Pierer Mobility AG.
MV Agusta bukan brand baru di Grand Prix, lantaran punya sejarah prestasi panjang di dunia balap motor.
Brand asal Italia ini sudah pernah berjaya di Grand Prix pada setengah abad silam, khususnya saat bersama pembalap legendaris Giacomo Agostini.
MV Agusta sempat vakum lama dari dunia Grand Prix, sebelum akhirnya kembali ke Moto2 sejak beberapa tahun slam.
Stefan Pierer pun memastikan MV Agusta akan berjuang keras kembali ke MotoGP pada 2027 mendatang.
Baca Juga: Pertamina Luncurkan MotoGP Mandalika 2023, Bikin Simulator untuk Sarana Promosi
MotoGP 2027 menjadi saat yang tepat karena akan ada regulasi baru, di mana seluruh pabrikan seolah memulai lagi semuanya dari nol.
"Ya, untuk 2027 aku tak menyangkal bahwa kami akan turun di MotoGP dengan MV Agusta sebagai brand kami," kata Stefan Pierer, dilansir GridOto.com dari Speedweek.
"Pada satu titik kau harus segera memulainya. MV Agusta pernah menang banyak gelar dunia, meski sekarang mereka bergerak di sektor motor mewah saja," jelasnya.
Meski demikian Pierer mengungkap, masih banyak pekerjaan untuk mewujudkan impian tersebut.
Pierer berharap MV Agusta turun balapan secara mandiri, sehingga tidak bergantung urusan finansial dan teknis kepada brand lain di bawah Pierer Mobility AG.
Ia akan menyerahkan semua ke pejabat yang langsung menangani brand Italia tersebut.
Tentunya kepada CEO MV Agusta, Timur Sardarov, yang punya impian turun ke MotoGP dengan mesinnya sendiri.
Jadi mereka tak berencana memakai mesin KTM seperti kasus tim Gasgas yang sekarang.
"Kupikir sang ayah (Rashid Sardarov) nanti juga yang memutuskan dan membayar semuanya, ia juga adalah pemiliknya," jelasnya.