GridOto.com - Ada pembalap yang bisa menjadi juara dunia MotoGP hanya dengan mengoleksi 17 poin saja dalam semusim, bagaimana bisa?
Kisah yang sulit dipercaya tersebut benar-benar terjadi pada awal-awal lahirnya MotoGP, lebih dari tujuh dekade silam.
Sosoknya adalah Bruno Ruffo, seorang pembalap motor asal Italia yang berhasil memenangkan gelar juara dunia dengan poin paling sedikit dalam sejarah.
Hal ini terjadi pada tahun 1950, tahun kedua diadakannya kejuraan World GP oleh Federation Internationale de Motocyclisme (FIM).
Kejuaraan Dunia Balap Motor (World GP) atau yang saat ini dikenal dengan nama MotoGP, pertama kali digelar pada tahun 1949.
Pada musim tersebut terdapat lima kelas yang dilombakan, yakni 500cc, 350cc, 250cc, 125cc dan kelas Sidecars 600cc.
Pada tahun 1950, Bruno Ruffo berlaga di kelas 125 cc dengan motor Mondial dan berhasil memenangkan gelar juara dunia dengan perolehan 17 poin saja.
Raihan 17 poin itu didapatkannya dengan mengikuti tiga seri saja.
Ia menang di TT Assen, kemudian meraih podium dua di GP Ulster (Sirkuit Clady) dan finis keempat di GP Nasional (Sirkuit Monza).
Baca Juga: Mekanik Sering Ubah Settingan Gir Motor MotoGP, Buat Apa Sih?
Fakta ini tak lepas karena jumlah balapan memang tidak terlalu banyak, serta sistem poinnya tidak sebanyak sekarang.
Hanya ada enam pembalap yang akan mendapat poin dengan rincian sebagai berikut:
Posisi finis | Hadiah poin |
1 | 8 |
2 | 6 |
3 | 4 |
4 | 3 |
5 | 2 |
6 | 1 |
Jadi 17 poin yang didapatkannya berasal dari 8 poin karena kemenangan, 6 poin karena P2 dan 3 poin karena P4.
Hal itu jelas sangat berbeda dengan sistem sekarang, di mana pemenang mendapatkan 25 poin dalam satu balapan.