GridOto.com - Demi memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM), pemohon harus melewati tahap ujian SIM terlebih dahulu.
Namun tak sedikit yang berkali-kali gagal karena lintasan ujiannya cukup sulit.
Melihat masyarakat yang sering gagal di tahap uji lintasan, Polres Bantul, Yogyakarta membuat inovasi lintasan baru yang lebih mudah tanpa lintasan zig zag dan angka 8.
Bahkan menariknya, Inovasi baru ini pun disebut netizen lebih manusiawi.
Saat dikonfirmasi, Dirlantas Polda DIY, Kombes Pol Alfian Nurizzal ceritakan awal mula konsep baru ujian praktek SIM tersebut hingga tercipta.
"Iya jadi yang pertama kita mengajukan konsep ujian praktek SIM untuk roda dua yang tentunya mengandung sebuah kompetensi, edukatif dan praktis. Jadi kompeten itu diantaranya si pemohon akan mendapatkan pengetahuan, skill dan atittude," kata Kombes Pol Alfian saat dihubungi GridOto.com, Sabtu (1/7/2023).
Alfian menambahkan, awal mula konsep baru ujian praktik yang digaungkan di Polres Bantul itu telah mengacu pada Peraturan Polisi (Perpol) Nomor 2 Tahun 2023 Tentang Surat Izin Mengemudi.
Bahkan lanjut dia, konsepsi yang diusulkan tersebut didasarkan pada tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh pengendara roda dua.
Baca Juga: Canggih! Satpas SIM Prototype Polres Metro Bekasi, Ujian Praktik Sudah Pakai Sensor
Hal tersebut diketahui berdasarkan analisis evaluasi yang dilakukan jajaran kepolisian dan stakeholder terkait.
"Tentunya kita melihat beberapa faktor laka lantas itu ada 4 diantaranya Human, kendaraan, jalan dan cuaca. Setelah kita persentasekan ternyata kecelakaan itu disebabkan karena manusianya itu sendiri dimana telah menyumbang sekitar 51 persen, kendaraan 21 persen, jalan 14 persen sementara 12 persen," ucapnya.
Selain itu, konsep tersebut juga diusulkan untuk menindaklanjuti pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang meminta agar ujian praktik SIM dievaluasi.
Alfian mengatakan, dalam konsep uji praktik SIM C terbaru tersebut telah dilakukan sinkronisasi antara materi yang ada di ujian teori dengan apa yang diujikan dalam uji praktik.
"Nah, akhirnya kita melihat ternyata dari faktor manusia itu kecendrungannya si pengendara kurang kosenterasi (ceroboh) dalam berkendara, kedua tidak bisa menjaga jarak, ketiga sering mengabaikan rambu dan marka jalan, setelah kita lakukan survei bersama BPS apa si yang menyebabkan korelasinya ternyata mereka gagal diangka 8 dan zig-zag," sambungnya.
Ia juga memastikan tidak ada zigzag dan angka 8 dalam konsep uji praktik pembuatan SIM C yang tengah diusulkan tersebut.
"Sehingga kita mebuatkan konsep yang pertama bagaimana nembuat ujian keseimbangan dalam berbelok dan juga ujian rem reaksi. Itulah yang kita buat satu rangkain," paparnya.