GridOto.com - Permasalahan Yamaha dan Honda yang cenderung kalah dari pabrikan Eropa memang membuat pusing pembalapnya.
Di sisi lain Dorna Sports dan FIM juga ikut kepikiran karena Yamaha dan Honda punya penggemar besar, dan kehadiran mereka di barisan depan dibutuhkan demi serunya kompetisi di MotoGP.
Keterpurukan Yamaha dan Honda membuat satu solusi muncul, yakni soal hak konsesi yang bisa jadi jalan keluar dua raksasa Jepang tersebut.
Sebagaimana diketahui, tiga pabrikan lain ditambah Suzuki sudah pernah mendapat hak konsesi di masa lalu.
Ducati adalah yang pertama kali mendapat keuntungan dari sistem konsesi tersebut pada 2014 silam.
Kala itu pabrikan Italia itu memilih turun ke 'Open Class' di 2014, setelah semusim sebelumnya gagal meraih podium.
Saat itu kelas premier MotoGP memang sedang terbagi di dalam dua kelas lagi, yakni Factory Bike (FB) dan Open Class (OC).
Kala itu peserta yang mendapat konsesi bergabung ke OC dan mendapat beberapa keuntungan.
Dari ECU standar, bahan bakar ekstra, pergantian mesin lebih banyak, alokasi ban lebih beragam, tidak ada pembekuan mesin dan jatah tes lebih bayak.
Baca Juga: Crash di Balapan MotoGP Belanda 2023, Fabio Quartararo Bakal Naik Meja Operasi
Hal itu digunakan untuk menarik lebih banyak kontestan, karena MotoGP saat itu sedang sepi peminat dari pabrikan peserta.
Ducati pun memilih turun ke kelas OC tersebut, bergabung dengan ART, Forward Yamaha dan beberapa kontestan lain.
Gigi Dall'Igna dkk pun sukses memperbaiki pengembangan mesinnya, sehingga kemudian pelan-pelan bisa bersaing dengan Honda dan Yamaha sebagai pabrikan terbaik kala itu.
Sedangkan sistem konsesi berikutnya diperkenalkan pada 2016, menghapus Open Class dan menggunakan aturan seperti yang kita kenal sekarang ini.
Masih ada kebebasan jatah mesin dalam semusim, jumlah tes, serta tidak ada aturan pembekuan mesin.
Suzuki, KTM dan Aprilia sudah pernah menikmati konsesi dan kini sudah lulus dengan cerita sukses masing-masing.
Nah kini apakah Yamaha dan Honda membutuhkan konsesi juga? Manajer Honda, Alberto Puig, mengakui memang ada pikiran semacam itu.
Namun hal tersebut masih belum menjadi target utama mereka untuk saat ini.
"Hal ini masih belum kami diskusikan dengan Dorna. Kami tak tahu bagaimana hasilnya nanti," kata Puig, dilansir GridOto.com dari Crash.net.
"Kami masih belum banyak tahu soal semacam ini, jadi aku masih belum bisa menjawab secara gamblang," jelasnya.