GridOto.com - Kebanyakan penggemar mungkin sudah tahu, motor MotoGP dinyalakan tidak menggunakan starter seperti motor produksi massal.
Salah satu alasan utamanya adalah untuk mengurangi komponen starter yang kompleks, sehingga berpengaruh ke rasio bobot dan power motor MotoGP.
Sedekade silam motor MotoGP masih sangat sering dinyalakan dengan menggunakan roller starter atau paddock starter.
Sistem ini menggunakan alat seperti stand paddock, yang nantinya akan memutar roda belakang sambil memainkan kopling hingga mesin MotoGP menyala.
Namun dalam lima tahun terakhir, sistem semacam ini sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke crankshaft starter atau starter kruk as.
Alat starter ini umumnya terdiri dari motor listrik kecil, yang terhubung ke mesin utama melalui susunan gigi-gigi tertentu.
Motor listrik ini mampu menghasilkan momen putar yang cukup untuk memutar kruk as mesin saat diberi daya.
Mekanik hanya perlu menempelkan batang pemutar ke dalam lubang kruk as, kemudian menyalakan motor penggeraknya.
Ketika tombol starter di alat tersebut ditekan, daya listrik dialirkan ke motor listrik inersia tersebut.
Baca Juga: Cara Pembalap Motor Dunia Buang Air Saat Balapan, Juara Dunia Pernah Ditoyor Karena Ketahuan Ngompol
Alat akan mulai berputar dan menghasilkan momen putar yang diteruskan melalui gigi-gigi untuk memutar kruk as mesin.
Setelah mesin berhasil menyala dan berjalan, motor listrik inersia kemudian langsung dilepas dari mesin.
Meski konsepnya sama, crankshaft starter dari masing pabrikan ternyata memiliki perbedaan bentuk.
Aprilia misalnya, memiliki batang yang berukuran besar dan tampaknya cukup ringan karena bisa dibawa dengan satu tangan.
KTM juga demikian, bisa dioperasikan dengan satu tangan namun dengan desain yang cukup keren berkat komponen karbonnya.
Honda agak beda nih karena selain batang utama yang digunakan untuk memutar kruk as, ada tiga batang lain di sekitarnya.
Tiga batang logam ini berfungsi untuk mengunci posisi starter agar tepat sasaran dan tidak miring.
Sekilas terlihat lebih berat dengan adanya dua handlebar yang asumsinya akan dibawa menggunakan dua tangan.
Ducati cukup unik, karena menggunakan dua handlebar yang bentuknya seperti setang motor.
Rangka pelindungnya terlihat dari bahan logam sederhana dengan banyak bagian yang terbuka.
Sedangkan Yamaha agak lebih rumit, karena ada dua bagian terpisah dalam alat starter-nya.
Antara bagian yang berisi baterai dengan pemutarnya terpisah, dan hanya dihubungkan dengan kabel yang berfungsi mengalirkan daya listrik.
Namun para mekanik cukup enak dalam membawanya, karena tak perlu mengangkat semua bagian untuk menyalakan motor.